Jurnal Kelangsungan hidup organisme
15320032
Jurnal Kelangsungan hidup organisme
15320032
A. Identitas
Nama : Lisa
Murtianingsih
NPM : 15320032
Prodi : Pendidikan
biologi
Kelas : A
Mata
kuliah : Telaah
biologi
Dosen
pengampau : Dr. Muhfahroyin
M.Ta. dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : 8
B. Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Segala puji bagi Allah
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
jurnal ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Kelangsungan hidup organisme", yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Jurnal ini di susun oleh
penyusun dengan baik. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah akhirnya jurnal ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Muhfahroyin M.Ta.
dan Agil Lepiyanto ,M.Pd yang telah membimbing dalam
penyusunnan jurnal ini .
Semoga jurnal ini
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun,
Lisa Murtianingsih
C. Subtansi Kajian
SK : 2. Memahami
kelangsungan hidup makhluk hidup.
KD : 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup
makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan perkembangbiakan.
D. Review Pembelajaran
A. Pengertian
adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap
hidup dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi pada makhluk hidup
ada 3 macam yakni adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
adapatasi morfologi
adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan
bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati,
sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.
Contoh adaptasi
morfologi pada hewan
1). Bentuk kaki atau
cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan
menjadi tipe perenang,
pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkeram.
Burung dengan tipe kaki
perenang yakni buung yang memiliki selaput diantara jari-jari kakinya,
contohnya: bebek/itik, mentok
Burung dengan tipe kaki
pemanjat memiliki 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang, contohnya: burung
pelatuk, burung kutilang
Burung bertipe kaki
petengger memiliki empat jari dan ukurannya kecil, contohnya: kaki burung
gelatik, burung pipi.
Burung dengan tipe kaki
pejalan memiliki kaki yang panjang dan tegak, contohnya: kaki ayam, burung unta
Burung bertipe kaki
pencengkeram memiliki kaki pendek dan kekar serta berkuku runcing, contohnya :
burung elang, rajawali, dan burung hantu
2). Bentuk paruh yang
adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi
tipe pemakan biji, pemakan daging, pemakan
ikan, dan pengisap madu.
Burung tipe pemakan biji
memiliki paruh pendek dan kuat,
contohnya : paruh burung pipit, burung
gereja, parkit/emprit, merpati/dara, manyar, peking, perkutut, deruk
Burung tipe pemakan
daging memiliki paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya, contohnya:
paruh burung elang, burung hantu, gagak
Burung tipe pemakan ikan
memiliki paruh burung berkantong,contohnya: paruh burung pelikan. Ada juga
burung tipe pemakan ikan, udang, cacing yang memiliki paruh panjang dan
runcing, contohnya : paruh burung pelikan, bangau, pecuk, flamingo, burung raja
udang/burung cucuk urang/paruh udang
Burung tipe pengisap
madu memiliki memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya : burung kolibri,
burung cucak kombo
3). Berdasarkan jenis
makanannya atau cara serangga memperoleh
makanannya, bentuk mulut
serangga dapat dibedakan menjadi mulut 5 tipe yakni tipe mulut serangga
penggigit, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat, dan penyerap.
2. Adaptasi fisiologi
Adapatasi fisiologi
adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ tubuh terhadap
lingkungannya. Contoh adaptasi fisiologi pada hewan
Hewan ruminansia,
misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput-rumputan,
di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi
untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase
maka makanan menjadi lebih mudah dicerna. Kucing, apabila hewan ini berteduh
kadar metabolisme badan kucing tersebut akan direndahkan supaya kadar
kehilangan air di dalam badan berkurang. Musang juga beradaptasi dengan cara
menyemburkan cairan untuk mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bau yang
dimiliki oleh musang tersebut membuat musuh tidak kuat dan pergi karena baunya.
Ikan yang hidup di laut lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan
ikan yang hidup di air tawar. Air laut lebih banyak mengandung garam. Kadar
garam yang tinggi juga menyebabkan cairan tubuh keluar terus menerus. Garam
juga masuk ke dalam tubuh dan harus dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan
banyak meminum air laut dan sedikit mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air
tawar, sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan
insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air supaya ikan
tidak kelebihan air atau kembung. Hewan onta yang punya kantung air di punuknya
untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku
adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah
laku. Contoh adaptasi tingkah laku pada hewan sebenarnya adaptasi tingkah laku
pada hewan banyak contohnya, namun di bawah ini hanya 10 contoh adaptasi
tingkah laku pada hewan : Kerbau berkubang di lumpur. Dengan berkubang di
lumpur maka tubuh kerbau akan tertutup oleh lumpur sehingga mengurangi rasa panas
dari sengatan terik matahari. Gajah menyemprotkan dengan belalainya ke seluruh
tubuh dengan tujuan mengurangi panas matahari . Ikan paus yang
muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen sambil memancarkan air yang
meruapakan uap air jenuh. Hal ini dilakukan oleh ikan paus sekitar setiap 30
menit sekali. Bunglon mengubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi
( mimikri ) Cecak memutuskan ekornya untuk mengelabui musuhnya ( autotomi ).
Semut selalu mendekatkan kepalanya ke kepala semut lainnya apabila berpapasan.
Hal ini dilakukan oleh semut untuk mengenali atau berkomunikasi Ayam jantan
berkokok di pagi hari sebagai petanda hari sudah pagi . Cumi-cumi
mengeluarkan tinta hitam saat ada bahaya yang mengancamnya. Ikan buntal
mengembangkan badannya ketika merasa terancam oleh musuh, Trenggiling akan
menggulungkan tubuhnya seperti bola jika terancam
B. Seleksi alam
Kehidupan sehari-hari,
seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang ada di sekitar
makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat
hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar
dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa
makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1) Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
A. Suhu lingkungan
Daerah dingin dijumpai
hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan
mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah
suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan
bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga
hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk
membuatnya tetap hangat.
Selain bulunya, beruang
kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
B. Makanan
Setiap makhluk hidup
memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan
menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang
kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya
hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi
dan punah.
C. Cahaya matahari
Faktor matahari
berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil.
Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2) Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil,
dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada jaman dahulu
tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai sekarang
yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.
Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan
komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan
contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang menyebabkan
kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak
bisa mendapatkan makanan. Sedangkan dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup
untuk sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku
manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan,
perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang
tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi
ke daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan
berkilo-kilometer untuk memperoleh makanan yang cukup.
Di indonesia, terdapat
banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau jawa,
badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir
punah tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan
liar, kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
A. Perkembangbiakan makhluk hidup
Perkembangbiakan makhluk
hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa
perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan
terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan
menjadi mandul dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina.
Ketidakmampuan belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di
perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian
jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang
mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai
daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya
tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang
mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan
kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan
setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung
merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak
dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan
hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan
juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang biaknya
rendah. Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga
bangkai (refflesia arnoldi), anggrek bulan ambon, kemang, kepuh, kayu ulin
kalimantan, kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.
E. Kesimpulan
Adaptasi adalah
kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya
yang memungkinkan tetap hidup dan berkembang biak di lingkungan
alaminya. Ada tiga cara makhluk hidup melakukan adaptasi,
yaitu adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku, dan bentuk
tubuh yang adaptif.
Seleksi alam adalah
pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang
dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar