A.
Identitas
Diri
Nama : Anggita Widiasari
Npm : 15320025
Kelompok : 1
Matkul : Telaah Biologi SMP
Judul
Jurnal : Pewarisan Sifat
Dosen pengampu :
Agil Lepiyanto, S.Pd.,M.P
B. Pengantar
Kata
Pengantar
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan segala puji syukur atas kehadirat allah
swt yang mana atas rahmat dan
hidayah-nya lah saya dapat menyelesaikan jurnal
saya yang berjudul pewarisan sifat .
Tidak lupa
saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Agil lepiyanto selaku dosen mata
kuliah telaah biologi smp yang telah mengarahkan saya khususnya dalam
penyelesaian jurnal ini.
Akhir kata,
kami ucapkan sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian yang
diberikan. Dengan penuh harapan,semoga apa yang terdapat dalam jurnal ini akan
berguna bagi para pembaca pada umumnya. Dengan penuh kerendahan hati, kami
sangat mengharapkan pandangan dan saran demi untuk kesempurnaan jurnal ini.
Metro,
Desember 2016
Anggita
Widiasari
C.
Substansi Kajian
a. pengertian
gen dan kromosom
b.hereditas
menurut mendel
D. Riview pembelajaran
a. pengertian gen dan
kromosom
1. Gen
Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor
keturunan yang dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam
kromosom. Gen-gen terletak pada kromosom secara teratur dalam satu deretan
secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan simbol, kromosom dapat
digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen sebagai garis pendek
horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena letak gen yang linier dan lurus
berurutan, maka secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek
horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Dari sekian banyak gen yang berderet secara teratur pada benang-benang
kromosom, masing-masing gen mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas
pula. Ada gen yang menunjukkan aktivitasnya saat embrio, lainnya pada waktu
kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah spesies menjadi dewasa. Mungkin
juga suatu gen aktif pada suatu organ namun tidak aktif pada organ yang lain.
Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol
huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan (yang mengalahkan gen lain)
dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang dikalahkan gen yang lain)
dinyatakan dengan huruf kecil.
Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat dinyatakan
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah.
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah.
Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis
dengan huruf dobel.
TT= simbol untuk tanaman berbatang tinggi;
tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.
TT= simbol untuk tanaman berbatang tinggi;
tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.
2. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang
panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi
berbentuk benang-benang halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna.
Benang-benang halus tersebut dinamakan retikulum kromatin. Retikulum berarti
jala yang halus. Kroma berarti warna, dan tin berarti badan. Definisi Kromosom
adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetis
kepada keturunannya.
Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa pada sel-sel yang
sedang membelah. Dalam sel yang aktif melakukan metabolisme, kromosom-kromosom
memanjang dan tidak tampak. Namun, menjelang sel mengalami proses pembelahan,
kromosom-kromosom tersebut memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat
warna, sehingga mudah kita lihat melalui mikroskop.
a. Jumlah dan tipe kromosom
Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada
pula yang hanya sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti
selnya, 23 kromosom berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia
memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur yang dibuahi sel sperma. Sel
telur dan sel sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel telur yang
telah dibuahi sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46
kromosom (2n). Untuk mengetahui jumlah kromosom yang dimiliki oleh berbagai
jenis makhluk hidup, perhatikan Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Jumlah kromosom pada berbagai jenis makhluk hidup
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat atau
dua set kromosom yang diterima dari kedua induknya. Kromosom yang berasal dari
induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan,
sehingga sepasang kromosom yang berasal dari induk jantan dan induk betina
disebut kromosom homolog. Pengertian kromosom homolog, yaitu kromosom yang
mempunyai bentuk, fungsi, dan komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam sel
tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam sel kelamin dinamakan
haploid (n), karena hanya memiliki separo dari jumlah kromosom dalam sel tubuh.
Dua perangkat atau dua set kromosom haploid dari suatu spesies disebut genom.
Dengan demikian, genom dapat dikatakan sebagai jumlah macam kromosom atau
perangkat kromosom dalam suatu individu. Contoh: manusia mempunyai 23 pasang
kromosom haploid maka dalam sel tubuhnya berarti terdapat 2 × 23 = 46 kromosom
(diploid).
Kromosom yang dimiliki oleh organisme secara umum dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom
terdapat pada individu jantan maupun betina dan sifat-sifat yang dibawa tidak
ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Gonosom merupakan kromosom yang
menentukan jenis kelamin suatu individu.
b. Struktur kromosom
Secara garis besar, struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer atau kinetokor adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spidel yang berperan menggerakkan kromosom selama proses pembelahan sel. Bagian ini berbentuk bulat dan tidak mengandung gen. Sentromer disebut juga
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
Gambar 5.4 Macam kromosom menurut letak sentromernya
(1) metasentrik, (2) submetasentrik, (3) akrosentrik
Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema
(pita bentuk spiral di dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema
disebut matriks. Gen merupakan substansi (bahan dasar) kimia di dalam kromosom
yang mengandung informasi genetik (pembawa sifat). Kromosom
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar 5.5.
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Struktur kromosom
b. hereditas menurut mendel
Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Mendel telah melakukan percobaan
dengan membastarkan tanaman-tanaman yang mempunyai sifat beda. Tanaman yang
dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Alasannya tanaman tersebut
mudah melakukan penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup atau mudah
dipelihara, berumur pendek atau cepat berbuah, dapat terjadi penyerbukan
sendiri, dan terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat yang mencolok.
Sifat-sifat yang mencolok tersebut, misalnya: warna bunga (ungu atau putih),
warna biji (kuning atau hijau), warna buah (hijau atau kuning), bentuk biji
(bulat atau kisut), sifat kulit (halus atau kasar), letak bunga (di ujung
batang atau di ketiak daun), serta ukuran batang (tinggi atau rendah).
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1. Hibrid (hasil persilangan antara dua individu dengan tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1. Hibrid (hasil persilangan antara dua individu dengan tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
2. Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali
secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada
faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan dalam pemindahan sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
3. Mendel merasa bahwa ”faktor-faktor keturunan” itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau pola akan dapat diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung bentuk-bentuk yang berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan.
3. Mendel merasa bahwa ”faktor-faktor keturunan” itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau pola akan dapat diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung bentuk-bentuk yang berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan.
1. Terminologi
Untuk mengerti jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang terkait dalam pewarisan sifat .
Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.
b. F = singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, dan seterusnya.
c. Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan darah, dan sebagainya).
d. Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).
e. Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk “faktor keturunan”) dikemukakan dengan sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R = gen yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang menyebabkan warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh karena itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan huruf kecil.
f. Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g. Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h. Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah. R dan r satu sama lain merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.
2. Persilangan antara Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan
monohibrid. Dominasi dapat terjadi secara penuh atau tidak penuh (kodominan).
Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan pertama (F1) yang
berbeda. Persilangan monohibrid akan menghasilkan individu F1 yang seragam,
apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain
bersifat resesif. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1,
akan menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan dua
macam fenotipe.
Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga macam fenotipe. Contoh persilangan monohibrid dominan penuh terjadi pada persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga putih. Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih (mm) dan dihasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah). Pada waktu F2, dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25% berbunga putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan (MM).
Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan dengan kacang ercis berwarna putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga macam fenotipe. Contoh persilangan monohibrid dominan penuh terjadi pada persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga putih. Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih (mm) dan dihasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah). Pada waktu F2, dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25% berbunga putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan (MM).
Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan dengan kacang ercis berwarna putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan antara
tanaman bunga pukul empat berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat
berbunga putih. Mendel menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah
(MM) dengan putih (mm) menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam
genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah muda). Pada individu F2
dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM : 50% Mm : 25% mm
atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotipe dengan perbandingan 25% berbunga merah :
50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah :
merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat
pembentukan gamet terjadi pemisahan gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet
hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman yang bergenotipe Mm, pada
saat pembentukan gamet, gen M memisahkan diri dengan gen m, sehingga gamet yang
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
3. Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut juga persilangan dihibrid. Pada persilangan tersebut Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat beda, yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut.
B = gen yang menentukan biji bulat.
b = gen yang menentukan biji keriput.
K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara kapri (ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1 berupa kapri berbiji bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
4. Beberapa Rumus untuk Memprediksi Mengenai Keturunan
Dari berbagai contoh persilangan di atas dapat disusun rumus-rumus untuk memprediksi beberapa hal yang ada hubungannya dengan keturunan, seperti banyaknya macam gamet yang dibentuk oleh suatu individu, jumlah kombinasi F2, banyaknya macam genotipe F2, dan banyaknya macam fenotipe F2. Perhatikan Tabel 5.2 berikut.
E. KESIMPULAN
Pewarisan sifat (Plassa). Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya
antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang tidak dapat
diturunkan. Dalam pewarisan
sifat dari generasi ke generasi berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi
setiap makhluk hidup. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas.
Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh
yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor Johann
Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822. Karena
jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar