Sabtu, 17 Desember 2016

JURNAL KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP (PUNKY MAHARDINI 15320017)

A.    Identitas
Nama                           : Punky Mahardini
NPM                           : 15320017
Prodi                           : Pendidikan Biologi
Kelas                           : A
Mata Kuliah                : Telaah Biologi SMP
Materi                         : Kelangsungan Makhluk Hidup
Dosen Pengampu        : Dr. Mufahroyin M.TA. dan Agil Lepiyanto, M.Pd.
Pertemuan                   : Ke-8

B.     Pengantar
Assalamualaikum, wr wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada saya sampai saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal mata kuliah “Telaah Biologi SMP”.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-8 yang diampu oleh bapak Dr. Mufahroyin M.TA. dan bapak Agil Lepiyanto, M.Pd.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan jurnal ini. Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi saya.

Wassalamualaikum wr.wb

                                                                                                                                                                                                                                    Metro,Desember  2016                    
                                                                                                         


                                                                                                Penulis



C. Substansi Kajian
A.  Kelangsungan Makhluk Hidup
B.  Adaptasi
C.  Seleksi Alam
D.  Perkembangbiakan Makhluk Hidup
D. Review Pembelajaran
A. Kelangsungan Hidup
            Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik.
            Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu akan punah. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.

B. Adaptasi
            Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu adaptasi fisiologi,morfolog dan tingkah laku.


1.   Adapatasi Fisiologi
            Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati. Contoh ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.
            Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi. Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh. Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara. Sedangkan pada tumbuhan contohnya akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat tumbuhan lain di dekatnya.
2.   Adapatasi Tingkah Laku
            Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam adaptasi tingkah laku, yaitu tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok dan tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu musuh.
3.   Adaptasi Morfologi
            Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup.
Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
a.   Tumbuhan Xerofit
            Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus, kaktus dapat bertahan hidup dalam kondisi kering. Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya. Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
b.  Tumbuhan Hidrofit
            Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan teratai.
c.   Tumbuhan Higrofit
            Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
            Seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri. Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, makanan, dan cahaya matahari.
            Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh makanan yang cukup.
            Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
            Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Dan sebaliknya, makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali beranak hanya seekor. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
            Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena  kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah.  Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan,  kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.
E. Kesimpulan

            Setiap jenis makhluk hidup dapat melestarikan jenisnya karena berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika makhluk yang hidup tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu akan punah. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar