A. Identitas
Nama : Komang Wisnu Meindika
NPM : 15320002
Prodi : Pendidikan
biologi
Kelas : A
Mata
kuliah : Telaah Biologi
SMP
Dosen
pengampau : Dr. Muhfahroyin M.Ta. dan
Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan-ke : 6 (enam)
B. Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Dengan mengucap syukur alhamdullilah atas kehadirat allah subhanahu
wat’ala yang telah memberikan rahmat karunianya, kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan hasil ringkasan materi Telaah Biologi SMP. Penyusunan
ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan
menyelesaikan tugas ringkasan Materi Telaah Biologi Smp Pertemuan ke-6 dengan
materi Sistem Reproduksi Manusia . Saya menyadari bahawa penyusunan jurnal ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Harapan saya semoga penyusunan jurnal yang memuat pengetahuan yang
didapat selama pertemuan ke- matakuliah Telaah Biologi Smp.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun,
Komang Wisnu
Meindika
C. Subtansi Kajian
1. Organ-Organ
Reproduksi
2. Penyakit
pada Sistem Sistem Reproduksi
3. Cara
Penanggulangan pada penyakit reproduksi manusia
D. Review Pembelajaran
a.
Organ Reproduksi Manusia
Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi.
Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan
wanita. Organ reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum (sel telur).
1. Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua,
yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar
berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran
kelamin, dan kelenjar kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian
Luar
1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam
saluran kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian
atas tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya
tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus
uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa.
2) Skrotum (kantong pelir)
Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi
testis. Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos.
Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam
skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar
selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma.
Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu
tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran
penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah
terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh.
Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan
uretra.
a) Epididimis merupakan
saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang
disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan
saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju
vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi
merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran
ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran
reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula
seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami
penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan
hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan
yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang
memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol,
garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang
menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya spermatogenesis melibatkan
spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang ketiganya terdapat di dalam
tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a) Sel induk sperma
(spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi
testosterone. Hormone ini berperan dalam
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin
luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ
kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian
Luar
1) Vulva
merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva
terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran
kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium
merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium
mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran
akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina mengandung
banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat
koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga
besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus
menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh
dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi
merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut
infundibulum.
4) Ovarium merupakan
penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan
ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam
ovarium.
c. Siklus Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur
setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai
dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita
tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa
menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
berkurangnya produksi hormon kelamin. Menstruasi terdiri dari beberapa siklus
yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya
untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka dapat
dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi.
Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet,
gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam
rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita
dengan wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang
lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya
masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal
wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita
setiap 1 periode siklus:
·
Fase Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim
meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim
terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual
tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi
ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan
lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu.
Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap
menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu
siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin banyak
di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang akhir fase.
·
Fase Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada
didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu
oleh hormone yang bernama hormone estrogen dimana semakin meningkat tingkat
hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium semakin matang. Siklus menstruasi
pada fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.
·
Fase Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel
telur atau ovum berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi.
Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami
siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula
dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat
untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan
dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi
inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan suami istri yang
sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang tepat
meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan untuk
hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang istri
dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat
menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada masa subur yaitu adanya perubahan
lender serviks, terjadi perubahan suhu basal tubuh serta perubahan periode
siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak
dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
·
Fase Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus
menstruasi dimana ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan
tidak terjadi. Pada masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan
dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan
endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau
fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang
dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur
oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus
menstruasi adalah sebagai berikut.
- Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel
dalam ovarium.
- Folikel yang sedang tumbuh tersebut
memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah:
· merangsang pertumbuhan endometrium
dinding rahim
· menghambat produksi FSH oleh pituitari
· memacu pituitari untuk memproduksi
hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur
masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur masak dan meninggalkan
ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus
luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu
memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan
endometrium.
- Bila sel telur yang keluar dari ovarium
tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen
dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH
juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat
memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan
penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan
terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.
- Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma,
maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman
diri) pada endometrium. Zigot akan
berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang
terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan
menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya
dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
B. Kelainan dan Penyakit pada Organ
Reproduksi Manusia
Gangguan
Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik
disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi
manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang
menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya,
penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat
menyerang pria maupun wanita.
1.
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah
penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti
hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
2.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum
turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah
peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah
peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa
nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia
coli maupun bukan bakteri.
5.
Epididimitis
Epididimitis adalah
infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab
epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan
pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa
dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah
penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8.
Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat
adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari
50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia
inguinalis
Hernia merupakan
protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
10. Kanker
prostat
Gejala kanker prostat
mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia
lanjut.
11. Kanker
testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan
di dalam skrotum (kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi
penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
13.
Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan
ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak
wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya
saluran sperma
- Jumlah
sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan
menstruasi
Gangguan menstruasi pada
wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder.
Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan
atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami
siklus menstruasi.
15. Kanker
vagina
Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya
disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
C.
Cara mencegah dan mengatasi penyakit reproduksi
Sekarang, apa
yang harus anda lakukan bila terkena penyakit kelamin. Hindari untuk mengobati
sendiri tanpa pengetahuan yang pasti. Tidak ada jalan lain yaitu segeralah
periksakan diri anda ke dokter atau layanan kesehatan terdekat. Ini penting
dilakukan untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan dan juga untuk mendapatkan
informasi yang benar mengenai masalah kesehatan seksual yang dihadapi,
bagaimana cara mengobatinya dan mencegah penyakit semakin merajalela.
Dan berikut
ini beberapa tips untuk menjaga dan merawat alat kelamin kita agar tetap bersih
dan sehat;
1. Setelah buang air kecil atau besar
Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat
kelamin dengan air dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah
depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman
dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
2. Kebersihan pakaian dalam
Sepatutnya
dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga
kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap
keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk
saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri,
karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
3. Menggunakan toilet umum
Siramlah
sebelum menggunakan (flushing), hal ini untuk mencegah penularan jika ada
pengguna lainnya adalah penderita penyakit kelamin. Sebaiknya gunakan selalu
air yang keluar melalui keran atau tissu dan hindari penggunaan dari bak/ember,
karena menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum mengandung 70%
jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).
4. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat
kelamin
Hindari
membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan ada
lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri,
kuman, dan jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit.
Perawatan bulu itu disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan
gunting atau dicukur tetapi sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu
dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan
sabun dan air panas. Perlu diketahui setelah menggunakan simpan dalam tempat
yang bersih dan kering, jangan di tempat yang lembab dan jangan menggunakannya
secara bergantian bahkan dengan suami/isteri. Rambut-rambut tersebut berfungsi
untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan
bakteri baik yang melawan bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing
kecil ke dalam vagina, menjaga alat kelamin tetap hangat dan merupakan bantalan
ketika berhubungan seksual dan melindungi dari gesekan. Sehingga perlu rajin
menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.
5. Pemakaian pantyliner
Pemakaian
pantyliner tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya Pantyliner hanya
digunakan ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa celana dalam pengganti
daripada menggunakan pantyliner tiap hari.
6. Hindari menggunakan celana dalam dan celana
jeans yang sangat ketat
Memakai celana
dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat
menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah
tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian
celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan
membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh
suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas
sperma.
7. Hindari untuk menggunakan minyak
wangi/parfum atau bedak menggunakan ke vagina
Vagina
memiliki tingkat keasaman sendiri yang sebaiknya tidak dirusak oleh masuknya
cairan-cairan yang mengandung bahan-bahan kimia yang tidak cocok untuk kultur
di permukaan atau di dalam vagina. Jika alat kelamin Anda terasa berbau tidak
enak, Anda harus memperbaiki cara Anda merawat dan membersihkannya, dan
tentunya bukan dengan cara menyemprotkan parfum.
8. Jangan malas mengganti pembalut
Bagi para
wanita yang sedang menstruasi/haid untuk tidak malas mengganti pembalut karena
ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut yang telah ada
gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan untuk
mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman.
Jangan lupa bersihkan vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.
9. Hindari prilaku seks bebas
Tidak
melakukan Hubungan seksual dengan yang bukan pasangan yang sah. Kalau terpaksa
melakukannya, gunakan kondom. Berganti-ganti pasangan membuat Anda rentan pada
penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Bila pasangan sah nya menderita penyakit
kelamin, pergunakanlah kondom dan segeralah berobat bersama ke dokter.
10.
Pemeriksaan rutin
Usahakan untuk
selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Bagi pria,
pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri, dengan cara:
1. Kenali ukuran, bentuk, serta berat
masing-masing testis
2. Dengan menggunakan kedua belah tangan,
raba masing-masing testis
3. Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah
kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan,
segera periksakan diri ke dokter.
4. Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti
biasanya dan tidak terasa nyaman, segera konsultasikan ke dokter juga.
5. Jika ada perubahan warna, kadang disertai
bau yang kurang sedap dan gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah
berkonsultasi ke dokter.
Bagi wanita
pemeriksaan ini bermacam-macam, dari mulai pemeriksaan kesehatan alat kelamin
sampai pap smear untuk mendeteksi kanker mulut rahim. Pemeriksaan rutin berguna
untuk deteksi dini penyakit ringan atau berat, serta untuk mengobati gangguan
kesehatan pada alat kelamin Anda. (Berbagai sumber)
C.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk
mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative
atau seksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar