A.
Identitas
Nama : Niken Bella
Silfiyanti
NPM : 15320015
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : A
Mata Kuliah : Telaah Biologi SMP
Dosen Pengampu : Dr.Muhfahroyin M.Ta. dan Agil Lepiyanto
,M.Pd
B.
Pengantar
Assalamualaikum
wr.wb
Dengan mengucap syukur alhamdulillah
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia nya, kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan jurnal hasil ringkasan materi Telaah
Biologi SMP.
Penyusunan ringkasan materi ini
adalah sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas
ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-7 dengan materi Sistem Koordinasi dan Alat Indra Manusia.
Saya menyadari bahwa penyusunan
jurnal ini masih jauh dari kesempurnaa, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Harapan saya semoga penyusunan
jurnal yang memuat pengetahuan yang didapat selama pertemuan ke- matakuliah
Telaah Biologi SMP.
Waalaikumsalam
wr.wb
Penyusun,
Niken Bella Silfiyanti
C.
Subtansi Kajian
1.
Sistem Saraf
2.
Sistem indera
3. Kelainan dan Penyakit pada
Sistem Indra
D.
Review Pembelajaran
1.
Sistem Saraf
Sistem
saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel
saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh.
Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan
sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf
somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses
informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
1. Struktur
Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel
saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai
alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel
gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
ü Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah
sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama
yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan
bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan
sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu
pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf
satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat
celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam
penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit
dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang
yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan)
saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk
ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan
sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke
sel saraf motorik.
ü Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi
nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.
2. Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan
pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata),
dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian
sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu
yang terbentuk dari badan sel.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang
terbentuk dari serabut saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada
di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar
dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang
dari kedua bagian serebelum.
·
Otak Besar
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak
lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang
berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak
besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak
besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya
kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki
kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan
ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun
kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan
tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan
menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan
antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.
·
Otak
Kecil
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala
dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika
terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan
(kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat
dikoordinasikan.
·
Sumsum
Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula
oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi
sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur
beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat
pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang
datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti
jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
·
Sumsum
Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis
berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua
lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna
kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang
punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya
adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat
saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut
adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi
penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari
saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf
motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Pengelompokan gerakan
berdasarkan tanggapan impuls dibedakan menjadi 2 yaitu gerak biasa dan
gerak refleks.
· Gerak
biasa adalah gerakan yang benar-benar kita sadari gerakannya dan impuls akan
diolah oleh otak dan medulla spinalis terlebih dahulu sebelum menjadi suatu
gerakan.Proses/ bagan gerak biasa:
impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla
spinalis > otak > medulla spinalis > interneuron > neuron motorik
> efektor > gerakan.
· Gerak
refleks adalah suatu gerakan yang tanpa kita sadari karena menanggapi
rangsangan secara langsung, dengan demikian pada gerak reflek ini tidak diolah
oleh otak. Jarak terpendek efektor dalam menanggapi impuls disebut
lengkung refleks.Proses/ bagan gerak refleks:
impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla
spinalis > interneuron > neuron motorik > efektor > gerakan.
2. Sistem Indera
Tubuh kita dilengkapi dengan
organ penerima rangsangan dari luar berupa sistem indra. Setiap indra terdiri
atas alat penerima rangsangan dan urat saraf yang membawa rangsangan tersebut
ke pusat saraf. Indra hanya dapat berfungsi dengan sempurna bila tidak ada
gangguan pada alat penerima rangsangan, urat saraf penghubung dengan pusat
saraf, dan pusat saraf diotak. Manusia mempunyai 5 macam indra, yaitu indra
penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra
pembau (hidung), indra pengecap (lidah).
1. Mata
Bola mata terletak didalam rongga
mata dan beralaskan lapisan lemak. Mata terdiri atas bagian-bagian sebagai
berikut.
a. Kornea (selaput
bening)
Kornea adalah lapisan bening dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. kornea dilindungi
oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Pada bagian samping dan belakang
bola mata terdapat selaput yang berwarna putih. Selaput ini disebut selaput
putih (sklera). Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang
sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.
b.
Iris (selaput
pelangi)
Iris merupakan selaput yang
memberi warna pada mata karena mengandung pigmen. Iris berfungsi untuk mengatur
banyak sedikit nya cahaya yang masuk ke dalam mata.
c. Pupil (anak mata)
Pupil merupakan bagian tengah
dari selaput iris yang berlubang, berbentuk bulat, dan berwarna gelap. Pupil
dapat membesar dan mengecil, berfungsi sebagai tempat masuk nya cahaya ke mata.
d. Lensa mata
Lensa mata terletak di belakang
iris. Lensa mata dapat berakomodasi (mencembung dan mempipih) yang berguna
untuk mengatur bayangan benda tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa
mata untuk mencembung dan mempipih disebut daya akomodasi.
e. Retina (selaput jala)
Retina merupakan selaput tipis
dan membatasi bagian mata.fungsinya sebagai penangkapan bayangan karena
mengandung sel-sel penglihat yang peka terhadap rangsang cahaya . terdapat dua
macam sel perangsang cahaya , yaitu sel batang (basilus )dan sel kerucut (konus).
Sel batang berfungsi menerima rangsang cahaya yang redup dan tidak berwarna,
sedangkan sel kerucut berfungsi menerima cahaya kuat dan berwarna.
f. Bintik kuning
Bintik kuning merupakan bagian
yang paling peka terhadap cahaya karena banyak mengandung sel-sel penglihat.
g. Bintik buta
Bintik buta merupakan tempat
masuk dan membeloknya berkas saraf menuj otak. Bintik buta tidak memiliki
sel-sel penglihat sehingga tidak bisa menanggapi rangsangan cahaya.
2. Telinga
Telinga merupakan indra pendengar yang peka terhadap
rangsang yang berupa gelombang suara sebab telinga memiliki sel-sel reseptor
yang berupa fonoreseptor. Telinga manusia dapat menerima suara dengan frekuensi
antara 20 sampai 20.000 hz.
a.
Bagian-bagian telinga
Telinga
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
1)
Bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran pendengaran. Daun telinga
berfungsi untuk enerima dan mengumpulkan getaran suara yang masuk.
2)
Bagian tengah terdiri atas selaput gendang dan tiga tulang kecil, yaitu tulang-tulang
osikula (malleus,inkus, dan stapes) telinga tengah berfungsi untuk meneruskan
getaran bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Pada telinga tengah terdapat
saluran Eustachius yang menghubungkan ruang telinga dengan faring.
3)
Bagian dalam terdiri atas kokle yang berbentuk rumah sifut, saluran setengah
lingkaran, dan rongga-ronggalain yang berisi cairan.
b.
Mekanisme pendengaran .daun telinga menangkap getaran suara. Getaran suara
masuk melalui saluran telinga melalui selaout gendang sehingg selaput gendang
bergetar. Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran ketingkap
jorong dan di teruskan ke rumah siput.didalam rumah siput terdapat cairan yang
dapat bergetar bila ada getaran suara. Getaran tersebut menyebabkan rangsangan
pada ujung-ujung saraf pendengar dan menimbulkan impuls saraf yang kemudian
diteruskan ke otak. Selanjutnya, otak mengolahnya sehingga kita mengenal atau
mendengar bunyi tersebut . berikut skema mekanisme pendengaran manusia:
Bunyi
-> daun telinga -> gendang telinga -> martil -> landasan ->
sanggurdi -> tingkap jorong -> cairan limfa dirumah siput ber getar ->
ujung saraf terangsang -> urat saraf pendengaran -> ke otak (otak besar )
-> diolah -> kita mengenali bunyi.
Pada
telinga bagian dalam terdapat organ berupa tiga saluran setengah lingkaran.
Pada organ tersebut terdapat keseimbangan . alat keseimbangan terdiri atas
saluran gelung (semi sirkular atau sluran setengah lingkaran )yang ber isi
cairan dan dua duah kantong kecil (sakula dan utikula.
3. Hidung
Bau dapat dikenali melalui indra penciuman, di dalam
rongga hidung. Bau yang terhirup kedalam rongga hidung akan diterima
ujung-ujung saraf pencium (epithelium olpaktori )yang di lapisi oleh mucus
(lendir bening). Sel saraf penciuman memiliki rambut-rambut getar (silia) yang
menjulur ke dalam mukus untuk menerima rangsang bau. Mukus berfungsi melarutkan
molekul bau sehingga dapat diterima oleh rambut-rambut getar.
4. Kulit
Melalui kulit kita dapat merasakan suatu benda kasar,
halus, panas, atau dingin. Kulit memiliki kemampuan tersebut karena kulit
memiliki jutaan indra peraba atau sel-sel reseptorberupa mekanoreseptor atau
termoreseptor.
Secara
umum indra peraba peraba kita peka terhadap lima macam rangsangan, yaitu berupa
sentuhan, panas, dingin, tekanan, dan nyeri (sakit). Masing-masing indra peraba
hanya mendeteksi rangsangan tertentu sesuai dengan struktur atau susunan saraf
indra peraba, terutama susunan bagian ujung saraf. Susunan ujung saraf indra
pertaba ada dua macam, yaitu:
a.
Ujung saraf bebas ,yaitu indra peraba yang bertanggung jawab atas rasa nyeri
atau sakit ;
b. Ujung saraf yang berselaput (berpapila), yaitu korpuskulu pacini (reseptor bertekanan kuat);
Korpuskulu ruffini (ujung saraf peraba dan reseptorpanas);ujung saraf Krause(reseptor dingin); korpuskuluer (reseptor sentuhan).
b. Ujung saraf yang berselaput (berpapila), yaitu korpuskulu pacini (reseptor bertekanan kuat);
Korpuskulu ruffini (ujung saraf peraba dan reseptorpanas);ujung saraf Krause(reseptor dingin); korpuskuluer (reseptor sentuhan).
5. Lidah
Indra pengecap merupakan stuktur berupa kuncup atau
tonjola yang umumnya terdapat pada permukaan lidah . sel-sel reseptor pada
lidah paka terhadap zat-zat kimia sehingga disebut komoreseptor. Kehadiran
zat-zat kimia merangsang sel-sel reseptor pada permukaan lidah dan mwnimbulkan
impuls-impuls saraf.selanjutnya impuls saraf dikirim ke otao dan otak
mengolahnya sehingga kita dapat mengenal rasa.
3. Kelainan dan Penyakit pada
Sistem Indra
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada
sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem
syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik,
kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius
karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan
karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini
ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga
mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses
degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran
memori/daya ingat.
b) Sulit
melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan
bicara dan berbahasa.
d) Sulit
dalam berhitung.
e) Salah
meletakkan benda.
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik
kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak.
Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan
tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh
dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami
eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan
yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang
mengalami eksema dan keluarganya.
4. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan
saraf pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala
utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun
tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli
tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain.
Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak
nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
5. Buta
Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu
kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang
terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor
keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk.
Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya
kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu
mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
6. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya
bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan.
Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata.Paparan sinar
ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu,
misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat
merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
1. Pandangan
menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
2. Warna-warna
tampak kusam.
3. Susah
melihat di tempat yang terang akibat silau.
4. Kesulitan
saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak
dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi
katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
7. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan
dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga
bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa
tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh
masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia
tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca.
Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan
menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi
menjadi normal kembali.
8. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa
mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata
jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8
sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil
tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan
komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung
atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi
dapat melihat dengan jelas dan normal.
9. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk
melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata
tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang
nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal,
namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi
mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah
satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda(bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar di bandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar di bandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.
10. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan
lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama.
Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris.
E.
Kesimpulan
Sistem
saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel
saraf atau neuron. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima
informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus, memproses informasi yang
diterima, serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
Manusia mempunyai 5 macam indera, yaitu indra
penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra
pembau (hidung), indra pengecap (lidah). Terdapat
beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera,
antara lain sebagai berikut: Meningitis, Alzheimer, Dermatitis Atopik, Tuli, Buta Warna, Katarak, Hipermetropi, Miopi, Presbiopi, Astigmatisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar