Senin, 12 Desember 2016

JURNAL TELAAH BIOLOGI SMP ( SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDERA MANUSIA )

A.     Identitas
Nama                           : Niken Bella Silfiyanti
NPM                            : 15320015
Prodi                            : Pendidikan Biologi
Kelas                            : A
Mata Kuliah                 : Telaah Biologi SMP
Dosen Pengampu        : Dr.Muhfahroyin M.Ta. dan Agil Lepiyanto ,M.Pd

B.      Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

            Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia nya, kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan jurnal hasil ringkasan materi Telaah Biologi SMP.
            Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-7 dengan materi Sistem Koordinasi dan  Alat Indra Manusia.
            Saya menyadari bahwa penyusunan jurnal ini masih jauh dari kesempurnaa, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
            Harapan saya semoga penyusunan jurnal yang memuat pengetahuan yang didapat selama pertemuan ke- matakuliah Telaah Biologi SMP.

Waalaikumsalam wr.wb
Penyusun,
    

Niken Bella Silfiyanti


C.    Subtansi Kajian
1.      Sistem Saraf
2.      Sistem indera
3.      Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra

D.    Review Pembelajaran

1.      Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1.      Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

ü  Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
gambar sel saraf (neuron) dan bagian-bagian sel saraf (neuron) dalam Bahasa Indonesia
1.      Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2.      Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3.      Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4.      Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5.      Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6.      Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7.      Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8.      Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1.      Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2.      Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3.      Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

ü  Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
1.      Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.
2.      Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.
3.      Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
·         Otak Besar
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

·         Otak Kecil

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

·         Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

·         Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Pengelompokan gerakan berdasarkan tanggapan impuls dibedakan menjadi 2 yaitu gerak biasa dan gerak refleks.

·         Gerak biasa adalah gerakan yang benar-benar kita sadari gerakannya dan impuls akan diolah oleh otak dan medulla spinalis terlebih dahulu sebelum menjadi suatu gerakan.Proses/ bagan gerak biasa:
impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla spinalis > otak > medulla spinalis > interneuron > neuron motorik > efektor > gerakan.
·         Gerak refleks adalah suatu gerakan yang tanpa kita sadari karena menanggapi rangsangan secara langsung, dengan demikian pada gerak reflek ini tidak diolah oleh otak. Jarak terpendek efektor  dalam menanggapi impuls disebut lengkung refleks.Proses/ bagan gerak refleks:
impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla spinalis > interneuron > neuron motorik > efektor > gerakan.

2. Sistem Indera
Tubuh kita dilengkapi dengan organ penerima rangsangan dari luar berupa sistem indra. Setiap indra terdiri atas alat penerima rangsangan dan urat saraf yang membawa rangsangan tersebut ke pusat saraf. Indra hanya dapat berfungsi dengan sempurna bila tidak ada gangguan pada alat penerima rangsangan, urat saraf penghubung dengan pusat saraf, dan pusat saraf diotak. Manusia mempunyai 5 macam indra, yaitu indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah).
1.      Mata
Bola mata terletak didalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Mata terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.

a.       Kornea (selaput bening)
Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Pada bagian samping dan belakang bola mata terdapat selaput yang berwarna putih. Selaput ini disebut selaput putih (sklera). Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.
b.      Iris (selaput pelangi)
Iris merupakan selaput yang memberi warna pada mata karena mengandung pigmen. Iris berfungsi untuk mengatur banyak sedikit nya cahaya yang masuk ke dalam mata.
      c. Pupil (anak mata)
Pupil merupakan bagian tengah dari selaput iris yang berlubang, berbentuk bulat, dan berwarna gelap. Pupil dapat membesar dan mengecil, berfungsi sebagai tempat masuk nya cahaya ke mata.
      d. Lensa mata
Lensa mata terletak di belakang iris. Lensa mata dapat berakomodasi (mencembung dan mempipih) yang berguna untuk mengatur bayangan benda tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan mempipih disebut daya akomodasi.
      e. Retina (selaput jala)
Retina merupakan selaput tipis dan membatasi bagian mata.fungsinya sebagai penangkapan bayangan karena mengandung sel-sel penglihat yang peka terhadap rangsang cahaya . terdapat dua macam sel perangsang cahaya , yaitu sel batang (basilus )dan sel kerucut (konus). Sel batang berfungsi menerima rangsang cahaya yang redup dan tidak berwarna, sedangkan sel kerucut berfungsi menerima cahaya kuat dan berwarna.
       f. Bintik kuning
Bintik kuning merupakan bagian yang paling peka terhadap cahaya karena banyak mengandung sel-sel penglihat.
       g. Bintik buta
Bintik buta merupakan tempat masuk dan membeloknya berkas saraf menuj otak. Bintik buta tidak memiliki sel-sel penglihat sehingga tidak bisa menanggapi rangsangan cahaya.
2. Telinga
Telinga merupakan indra pendengar yang peka terhadap rangsang yang berupa gelombang suara sebab telinga memiliki sel-sel reseptor yang berupa fonoreseptor. Telinga manusia dapat menerima suara dengan frekuensi antara 20 sampai 20.000 hz.
a. Bagian-bagian telinga
Telinga terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
1) Bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran pendengaran. Daun telinga berfungsi untuk enerima dan mengumpulkan getaran suara yang masuk.
2) Bagian tengah terdiri atas selaput gendang dan tiga tulang kecil, yaitu tulang-tulang osikula (malleus,inkus, dan stapes) telinga tengah berfungsi untuk meneruskan getaran bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan ruang telinga dengan faring.
3) Bagian dalam terdiri atas kokle yang berbentuk rumah sifut, saluran setengah lingkaran, dan rongga-ronggalain yang berisi cairan.
b. Mekanisme pendengaran .daun telinga menangkap getaran suara. Getaran suara masuk melalui saluran telinga melalui selaout gendang sehingg selaput gendang bergetar. Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran ketingkap jorong dan di teruskan ke rumah siput.didalam rumah siput terdapat cairan yang dapat bergetar bila ada getaran suara. Getaran tersebut menyebabkan rangsangan pada ujung-ujung saraf pendengar dan menimbulkan impuls saraf yang kemudian diteruskan ke otak. Selanjutnya, otak mengolahnya sehingga kita mengenal atau mendengar bunyi tersebut . berikut skema mekanisme pendengaran manusia:
Bunyi -> daun telinga -> gendang telinga -> martil -> landasan -> sanggurdi -> tingkap jorong -> cairan limfa dirumah siput ber getar -> ujung saraf terangsang -> urat saraf pendengaran -> ke otak (otak besar ) -> diolah -> kita mengenali bunyi.
Pada telinga bagian dalam terdapat organ berupa tiga saluran setengah lingkaran. Pada organ tersebut terdapat keseimbangan . alat keseimbangan terdiri atas saluran gelung (semi sirkular atau sluran setengah lingkaran )yang ber isi cairan dan dua duah kantong kecil (sakula dan utikula.
3. Hidung
Bau dapat dikenali melalui indra penciuman, di dalam rongga hidung. Bau yang terhirup kedalam rongga hidung akan diterima ujung-ujung saraf pencium (epithelium olpaktori )yang di lapisi oleh mucus (lendir bening). Sel saraf penciuman memiliki rambut-rambut getar (silia) yang menjulur ke dalam mukus untuk menerima rangsang bau. Mukus berfungsi melarutkan molekul bau sehingga dapat diterima oleh rambut-rambut getar.
4. Kulit
Melalui kulit kita dapat merasakan suatu benda kasar, halus, panas, atau dingin. Kulit memiliki kemampuan tersebut karena kulit memiliki jutaan indra peraba atau sel-sel reseptorberupa mekanoreseptor atau termoreseptor.
Secara umum indra peraba peraba kita peka terhadap lima macam rangsangan, yaitu berupa sentuhan, panas, dingin, tekanan, dan nyeri (sakit). Masing-masing indra peraba hanya mendeteksi rangsangan tertentu sesuai dengan struktur atau susunan saraf indra peraba, terutama susunan bagian ujung saraf. Susunan ujung saraf indra pertaba ada dua macam, yaitu:
a. Ujung saraf bebas ,yaitu indra peraba yang bertanggung jawab atas rasa nyeri atau sakit ;
b. Ujung saraf yang berselaput (berpapila), yaitu korpuskulu pacini (reseptor bertekanan kuat);
Korpuskulu ruffini (ujung saraf peraba dan reseptorpanas);ujung saraf Krause(reseptor dingin); korpuskuluer (reseptor sentuhan).
5. Lidah
Indra pengecap merupakan stuktur berupa kuncup atau tonjola yang umumnya terdapat pada permukaan lidah . sel-sel reseptor pada lidah paka terhadap zat-zat kimia sehingga disebut komoreseptor. Kehadiran zat-zat kimia merangsang sel-sel reseptor pada permukaan lidah dan mwnimbulkan impuls-impuls saraf.selanjutnya impuls saraf dikirim ke otao dan otak mengolahnya sehingga kita dapat mengenal rasa.
3. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:

1.    Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau  obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2.    Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a)    Kemunduran memori/daya ingat.
b)    Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c)    Kesulitan bicara dan berbahasa.
d)    Sulit dalam berhitung.
e)    Salah meletakkan benda.

3.    Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4.    Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf  pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun  tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.


5.    Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
6.    Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata.Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
1.    Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
2.    Warna-warna tampak kusam.
3.    Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
4.    Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
7.    Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan  dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.
8.    Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan normal.
9.    Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda(bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar  di bandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.
10.  Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris.

E. Kesimpulan
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus, memproses informasi yang diterima, serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

Manusia mempunyai 5 macam indera, yaitu indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah). Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut: Meningitis, Alzheimer, Dermatitis Atopik, Tuli, Buta Warna, Katarak, Hipermetropi, Miopi, Presbiopi, Astigmatisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar