Jurnal
Telaah Biologi SMP 15320031
Identitas
Nama : Komang
Wisnu Meindika
NPM : 15320031
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : Biologi A
Mata Kuliah : Telaah Biologi SMP
Materi : Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia
Dosen Pengampu : Dr. Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : Ketujuh
NPM : 15320031
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : Biologi A
Mata Kuliah : Telaah Biologi SMP
Materi : Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia
Dosen Pengampu : Dr. Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : Ketujuh
Pengantar
Assalamualaikum, wr wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah
serta kekuatan kepada saya sampai saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan
jurnal mata kuliah “Telaah Biologi SMP”.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti
bahwa saya telah menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP
pertemuan ke-9 yang diampu oleh bapak Dr. Mufahroyin M.Ta dan bapak Agil
Lepiyanto ,M.Pd.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penyusunan jurnal ini. Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi saya.
Wassalamualaikum wr.wb
Metro, Oktober 2016
Komang Wisnu M
Substansi Kajian
a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru-paru
d. Hati
e. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
Review Pembelajaran
A.
Pengertian Sistem Eksresi
Ekskresi
adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi
oleh tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun
bagi tubuh. Zat-zat ini, antara lain CO2, garam-garam dan senyawa nitrogen yang
disebut urea. Sistem yang bertugas mengeluarkan zat-zat ini disebut sistem
ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa organ, yaitu
ginjal, hati, paru-paru dan kulit.
Hewan
juga mmiliki sistem ekskresi walaupun dengan alat ekskresi yang berbeda-beda. Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi dua
yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata
dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata,
Di dalam tubuh semua jenis hewan terjadi berbagai proses metabolisme yang
menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat
ekskresi. Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata
terdiri dan ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Jenis vertebrata Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal
dan paru-paru, kecuali kelompok ikan. Proses pengeluaran karbon dioksida dan
uap air pada ikan terjadi melalui insang. Hewan tak bertulang belakang atau
avertebrata memiliki alat-alat
pengeluaran dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata.
B. Sistem Eksresi Pada Vertebrata
1. Sistem Eksresi pada Aves
Alat-alat pengeluaran ayes (burung) terdiri atas
ginjal, dan paru-panu. Ginjal burung berjumlah dua buah dan berwarna cokelat.
Ginjal memiliki saluran ginjal yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar
kelamin serta saluran pencernaan bermuara di kloaka. Burung tidak memiliki kelenjar keringat, tetapi memiliki
kelenjar minyak di bagian tungging. Kelenjar
ini menghasilkan minyak yang berfungsi
melumasi bulu-bulunya agar tetap licin.
Zat sisa metabolisme burung umumnya berupa limbah
nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalambentuk asam urat. Asam urat
dikeluarkan dan kloaka dalam bentuk semisolid
atau setengah padat bersama-sama dengan kotoran. Asam urat menyebabkan warna
putih pada kotoran burung.
Paru-paru burung berfungsi sama dengan paru-paru pada
hewan bertulang belakang yang lain. Pada proses pernapasan, paru-paru berfungsi sebagai alat untuk
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang nerupakan hasil oksidasi dalam
tubuh burung.
2. Sistem Ekskresi pada Reptilia
Alat-alat pengeluaran reptilia terdiri atas ginjal.
paru-paru, dan kulit. Bentuk ginjal reptilia menyesuaikan bentuk tubuhnya.
Misalnya, ginjal pada ular memanjang, sedangkan ginjal pada kura-kura lebih
melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat pendek. Ular dan buaya
tidak mempunyai kantong kemih,
sedangkan kadal mempunyai kantong kemih tipis yang langsung bermuara di kloaka.
Reptilia yang hidup
di daerah kering mengubah zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
dalam bentuk asam urat sebelum dikeluarkan dari tubuh. Asam urat dikeluarkan
bersama-sama kotoran melalui kloaka, sedangkan aimya diserap kembali agar tubuh
tidak kehilangan air terlalu banyak. Pada kotoran reptilia yang berwarna
cokelat terdapat bercak-bercak asam urat berwarna putih. Beberapajenis
reptilia, misalnya kura-kura, buaya, dan ular memiliki kelenjar di permukaan
kulit yang mengeluarkan getah berbau
untuk mengusir musuhnya.
3. Sistem Ekskresi pada Amfibi
Amfibi artinya
dapat hidup di dua alam, yaitu darat dan air. Contoh hewan amfibi adalah katak.
Alat ekskresi utama pada katak adalah
ginjal. Ginjal katak memiliki saluran yang bermuara pada kloaka. Pada
katak jantan, saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan
kelenjar kelamin, sedangkan pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah.
Ginjal katak terutama berfungsi
untuk mengeluarkan air yang berlebihan dalam tububnya. Kantong kemih yang
menampung filtrat dan ginjal digunakan pula untuk mengatur air. Ketika katak
berada dalam air, kantong kemihnya penuh berisi urine encer. Namun, ketika berada
di darat, air dalam kantong kemih diserap kembali ‘untuk rnengganti kehilangan
air akibat proses penguapan
melalui kulit.
Kulit katak dapat mengeluarkan lendir berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembap
atau basah. Permukaan kulit yang lembap akan meningkatkan pertukaran gas dalam
proses pernapasan katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi
katak yang lain adalah paru-paru. Paru-paru
katak berbentuk dua buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan
karbon dioksida dan uap air.
4. Sistem Ekskresi pada Pisces
Alat-alat pengeluaran ikan terdiri atas
- Ginjal,
- Insang
- Kulit.
Ikan memiliki dua buah ginjal dengan bentuk memanjang.
Pada ikan mas, saluran yang berasal dan ginj al bersatu dengan saluran dan
kelenjar kelamin dan bermuara pada lubang yang sama, yaitu lubang urogenitalia di belakang
anus.Sebagai alat pengeluaran, insang
ikan berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang merupakan
zat-zat sisa oksidasi dari dalam tubuh. Pada kulit ikan terdapat kelenjar
lendir yang menghasilkan lendir
berfungsi untuk melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang
licin akan memudahkan ikan bergerak di dalam air dan menghindar dan pemangsa.
C. Sistem Ekskresi pada
Avertebrata
a. Serangga
Salah satu contohnya serangga ialah belakang. Hewan
ini memiliki alat pengualaran berupa buluh-buluh
Malpighi. Bulu Malpighi terletak di dekat usus bagian belakang dan
berwarna kekuning-kuningan. Fungsi
buluh Malpighi adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang
terdapat di dalam daerah untuk dikeluarkan melalui usus yang terletak
dibelakang lambung. Belalang dan serangga lain menggunakan zat-zat sisa yang
mengandung nitrogen untuk membentuk kitin sebagai bahan kerangka luar. Kitin
dapat mengeras apabila bersenyawa dengan zat kapur atau kalsium.
b. Cacing
Cacing tanah
mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia
(tunggal: nefridium). Pada setiap segmen atau ruas tubuh terdapat
sepasang nefridia halus yang dinamakan metanefridu,
kecuali tiga segmen pertama dari arah depan dan segmen terakhir tubuhnya. Ujung
dalam dan nefridia terbuka dan berbentuk corong bersilia yang disebut netrostoma. Bagian belakang nefrostoma
berupa saluran berliku-liku dan banyak mengandung pembuluh kapiler darah.
Bagian belakang nefridium berhubungan dengan kantong kemih, selanjutnya
bermuara pada lubang pengeluaran yang disebut nefridiofor.
Cacing pipih
dan cacing pita mempunyai alat pengeluaran berupa sel api yang tersebar di antara sel-sel tubuh. Fungsi sel api adalah menyerap zat-zat
sisa dari proses metabolisme yang berlangsung dalam jaringan tubuh. Sel api
memiliki rambut getar (silia) untuk menggerakkan zat-zat sisa ke dalam saluran
pengumpul. Akhirnya, zat-zat sisa dibuang keluar melalui saluran yang bermuara
pada permukaan tubuh.
c. Protozoa
Protozoa artinya hewan dengan tubuh yang terdiri atas satu sel, contohnya Amoeba sp. dan
Paramaecium sp. Kedua jenis hewan tersebut tidak memiliki sistem pengeluaran.
Akan tetapi, hewan-hewan tersebut dapat mengeluarkan zat-zat sisa hasil proses
metabolisme sehingga zat-zat sisa tersebut tidak menumpuk dan meracuni tubuh.Proses pengeluaran zat-zat sisa
metabolisme berlangsung secara difusi melalui permukaan sel. Apabila sel tubuh
kelebihan air, vakuola kontraktil
(rongga berdenyut) akan memompa air yang berlebihan keluar dari sel
D. Sistem
Eksresi Pada Manusia
A. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi
utama pada manusia. Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen, seperti urea, dan ammonia. Selain itu,
ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan,
seperti vitamin C yang terlalu banyak dalam tubuh, mempertahankan tekanan
osmosis ekstraseluler, dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Struktur Ginjal
1) Kulit ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal banyak terdapat badan malpighi yang
berjumlah ± 1 juta. Badan malpighi terdiri atas glomerulus.
2) Sumsum ginjal (medula)
Sumsum ginjal berupa badan-badan yang berbentuk
kerucut dan banyak mengandung saluran yang mengumpulkan urine yang disebut
tubulus kontortus.
3) Rongga ginjal (pelvis renalis)
Di rongga ini bermuara saluran pengumpul. Dari rongga
tersebut, urine keluar dari saluran ureter menuju vesika urinaria (kandung
kemih). Dari kandung kemih, urine keluar tubuh melalui saluran uretra.
Ginjal menyaring darah sebanyak 1.500 liter per hari,
sehingga ada beberapa zat yang harus dibuang melalui alat pengeluaran. Zat yang
dibuuang oleh ginjal adalah Urea, amonia, dan air dibuang melalui ginjal berupa
urine. Urine yang dihasilkan dalam waktu satu hari lebih kurang 1,5 liter.
Proses
Pembentukan Urine
1. Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses pembentukan urine diawali
dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh
glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke
badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta
protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan
tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat
glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam serta urea.
Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman.
2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai
Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju
saluran pengumpul inilah, proses
pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat
digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi
oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari urine
primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat
tubulus). Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang
tinggi.
3. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan
lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine
sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah
tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan
berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke
rongga ginjal. Dari rongga ginjal, proses pembentukan urine diakhiri dengan
mengalirnya urine sesungguhnya melalui ureter untuk menuju kandung kemih
(vesika urinaria). Apabila kandung kemih telah penuh dan cukup mengandung
urine, ia akan tertekan sehingga akan menghasilkan rasa ingin buang air kecil
pada tubuh. Urine kemudian dialirkan melalui saluran pembuangan yang disebut
uretra.
B. Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di
permukaan tubuh. Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang
mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori
kulit berupa keringat. Keringat tersusun dari air dan garam-garam mineral
terutama garam dapur (NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein.Kulit
merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak
fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga
lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
Struktur
Kulit
Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan
Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas
dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan
spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi
menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif
membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan
Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.Lapisan
Malpighi juga berfungsi sebagai pelindung dari bahaya sinar matahari terutama
sinar ultraviolet.
Dermis
Lapisan ini
mengandung pembuluh darah, akar rambut,
ujung saraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan
keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap
hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung
air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebegai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit
penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu
lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan
air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu
di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya,
saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler
di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan
sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya
keringat dikontrol oleh hipotalamus.Hipotalamus adalah bagian dari otak
yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka
terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu.
Hipodermis
Lapisan ini terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
Fungsi Kulit
·
Sebagai alat
pengeluaran berupa kelenjar keringat.
·
Sebagai alat
peraba.
·
Sebagai
pelindung organ dibawahnya.
·
Tempat
dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
·
Pengatur dan
penyeimbang suhu tubuh.
·
Tempat
menimbun lemak.
C. Paru-paru
Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat
pernapasan. Selain itu paru-paru juga bertindak sebagai alat ekskresi dengan
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kedua zat ini harus dikeluarkan supaya
tidak mengganggu fungsi tubuh. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan
bagian bawahnya menempel pada diafragma.Paru-paru termasuk organ pengeluaran
karena udara pernapasan yang dikeluarkan mengandung karbondioksida dan air yang
dihasilkan dari kegiatan sel. Keluarnya air bisa dilihat ketika kamu bernapas
dalam udara dingin berupa kabut. Setiap hari tubuh melepaskan kurang lebih 350
ml air dalam bentuk uap air melalui sistem pernapasan.
Karbondioksida dan uap air berdifusi dari permukaan
alveolus paru-paru yang lembab. Pada manusia paru-paru merupakan satu-satunya
organ ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui paru-paru berasal
dari aktivitas metabolisme yang merupakan zat buangan dari respirasi. Asal dan
jumlah air yang dikeluarkan dari paru-paru tidak begitu penting karena tubuh
mengandung air yang jumlahnya relatif banyak.
D. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia,
warnanya merah tua, dan beratnya sekitar 2 kg pada orang dewasa. Hati dapat
dikatakan sebagai alat sekresi dan ekskresi. Hati dikatakan alat ekskresi
karena menghasilkan empedu. Oleh karena itu, hati sebagai alat sekresi. Hati
dikatakan sebagai alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat
sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam
limpa. Intinya ialah hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat
mudah untuk ekskresi kedalam empedu dan urine. Di dalam hati, sel-sel darah
merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan diubah menjadi zat
warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu keluar bersama
feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan urine manjadi berwarna
kuning.
Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena
sel-sel hati berfungsi sebagai tempat perombakan sel-sel darah merah dan
menguraikan hameglobin sehingga menghasilkan zat warna empedu (bilirubin). Zat
warna empedu ini dikeluarkan ke dalam urin dan feses. Hati juga berperan dalam
pembentukan urea dari amonia, yang kemudian dikeluarkan lewat ginjal bersama
urin.
Fungsi hati:
·
Membersihkan darah dari senyawa berbahaya, seperti racun, obat-obatan
dan alkohol.
·
Menguraikan hemoglobin dan hormon-hormon di dalam tubuh, salah satunya
adalah insulin.
·
Mengubah amonia menjadi urea yang dikeluarkan bersama urine oleh
ginjal.
·
Menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
menjadi glukosa saat kadar glukosa darah rendah.
·
Menyimpan asam folat, zat besi, dan beberapa vitamin; seperti
vitamin A, B, D, dan K.
·
Memproduksi kolesterol dan trigliserida.
·
Memproduksi albumin yang berguna menjaga cairan dalam sistem sirkulasi
tubuh.
·
Memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh untuk sintesis protein,
termasuk zat-zat yang dibutuhkan untuk proses pembekuan darah.
·
Memproduksi cairan empedu yang bertugas membantu pencernaan makanan.
E. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
1. Penyakit
pada ginjal
a. Diabetes
Melitus (kencing manis); Penyakit ini ditandai oleh adanya kandungan gula yang
tinggi dalam darah dan zat-zat keton serta asam akibat kekurangan hormon
insuli.
b. Diabetes insipidus;
merupakan penyakit yang ditandai sengan pengeluaran urine yang berlebihan
karena kekurangan hormon antidiuretik (ADH).
c. Batu Ginjal;
penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garan kalsium, fosfat, atau asam
urat urine di dalam rongga ginjal, salauran ginjal atau di dalam kandung kemih.
d. gagal ginjal; suatu
penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak mampu
lagi berfungsi dan menyebabkan penimbunan limbah metabolisme di dalam darah.
e. Albuminuria;
adalah penyakit yang ditandai oleh adanya molekul albumin dan protein laindalam
urine.
f. Hematuria dan
nefritis ; penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.
2.
Penyakit pada hati
a. Hepatitis
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang dan menyebabkan
peradangan sertamerusak sel-sel hati.
b. Sirosis; penyakit
hati kronis dan menyebabkan guratan pada hati sehingga hati menjadi tidak
berfungsi.
3.
Penyakit pada paru-paru
a. TBC yaitusuatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberkulosis
b. Asma atau sesak napas
yaitu kelainan karena penyumbatan saluran pernapasan
c. Kanker
paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang salah satunya disebabkan oleh
kebiasaan merokok.
d. Empisema, yaitu
penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah dalam paru-paru terisi
udara.
4.
Penyakit pada kulit
a.
Kanker kulit, yaitu penyakit yang disebabkan oleh sinar ultraviolet
b.
Psioriasisyaitu penyakit dengan gejala antara lain kulit kemerahan dan bersisik
c.
Skabies yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil
d.
Jerawat, yaitu gangguan umum yang bersifatkronis pada kelenjar minyak
e. Eksim yaitu
penyakit kulit yang disebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan dan
bersisik.
Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa
metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Sistem ekskresi pada
manusia dibentuk oleh beberapa organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Hewan juga mmiliki sistem ekskresi
walaupun dengan alat ekskresi yang berbeda-beda. Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata. Seperti
halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal,
paru-paru, hati, dan kulit. Jenis vertebrata
Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal dan paru-paru ada juga yang
melalui insang seperti ikan. Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata
memiliki alat-alat pengeluaran
dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata.
Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi bermacam-macam seperti
diabetes militus, jerawat, asma dan kanker kulit.