A.
Identitas
Nama :Niken Bella Silfiyanti
NPM :
15320015
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : A
Mata Kuliah : Telaah Biologi SMP
Dosen
Pengampu : Dr.Muhfahroyin M.Ta. dan
Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : 3 (Ketiga)
B.
Pengantar
Assalamualaikum
wr.wb
Dengan mengucap syukur alhamdulillah
atas kehadirat A llah SWT yang
telah memberikan rahmat karunia nya, kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan jurnal hasil ringkasan materi Telaah Biologi SMP.
Penyusunan ringkasan materi ini
adalah sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas
ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-3 dengan materi Sistem
Pencernaan dan Pernafasan Manusia.
Saya menyadari bahwa penyusunan
jurnal ini masih jauh dari kesempurnaa, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Harapan saya semoga penyusunan
jurnal yang memuat pengetahuan yang didapat selama pertemuan ke- matakuliah
Telaah Biologi SMP.
Waalaikumsalam
wr.wb
Penyusun,
Niken Bella Silfiyanti
C.
Substansi
Kajian
a.
Makanan dan Fungsinya
b.
Sistem Organ-Organ Pencernaan
c.
Gangguan pada Sistem Pencernaan
d.
Organ-Organ Pernapasan
e.
Proses Pernapasan
f.
Gangguan pada Sistem Pernapasan
D. Review Pembelajaran
A. Makanan dan Fungsinya
Makanan dalam tubuh mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. sebagai sumber energi atau sumber tenaga,
2. sebagai zat pembangun,
3. sebagai zat pengatur, dan
4. memperbaiki bagian yang rusak.
Zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
1. sebagai sumber energi atau sumber tenaga,
2. sebagai zat pembangun,
3. sebagai zat pengatur, dan
4. memperbaiki bagian yang rusak.
Zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
1.
Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
Oksigen (O), memiliki nilai kalori 4,1 kalori/gram.
Fungsi karbohidrat:
a. sebagai sumber energi,
b. bahan pembentuk senyawa organik seperti lemak dan protein,
c. sebagai cadangan makanan,
d. sebagai pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
Sumber karbohidrat: beras, umbi-umbian, kentang, jagung, sagu, gandum.
Fungsi karbohidrat:
a. sebagai sumber energi,
b. bahan pembentuk senyawa organik seperti lemak dan protein,
c. sebagai cadangan makanan,
d. sebagai pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
Sumber karbohidrat: beras, umbi-umbian, kentang, jagung, sagu, gandum.
2. Protein
Proteindisusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O),
nitrogen (N), dan unsur tambahan sulfur (S) dan fosfor (P). Protein memiliki
nilai kalori 4,1 kalori/ gram.
Fungsi protein:
a. sebagai sumber energi cadangan setelah karbohidrat dan lemak,
b. mengganti sel-sel tubuh yang rusak,
c. pengatur keseimbangan cairan dalam jaringan,
d. bahan dasar pembuatan enzim, hormon, antibodi, dan hemoglobin.
Sumber protein: tempe, tahu, kacang-kacangan (protein nabati), dan telur, daging, dan susu (protein hewani).
Fungsi protein:
a. sebagai sumber energi cadangan setelah karbohidrat dan lemak,
b. mengganti sel-sel tubuh yang rusak,
c. pengatur keseimbangan cairan dalam jaringan,
d. bahan dasar pembuatan enzim, hormon, antibodi, dan hemoglobin.
Sumber protein: tempe, tahu, kacang-kacangan (protein nabati), dan telur, daging, dan susu (protein hewani).
3. Lemak
Lemak disusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Lemak
memiliki nilai kalori 9,2 kalori/ gram.
Fungsi lemak:
a. sebagai sumber energi setelah karbohidrat,
b. sebagai pelindung tubuh dari gangguan mekanik,
c. sebagai pelindung tubuh dari rasa dingin,
d. sebagai bantalan organ-organ penting,
e. pelarut vitamin A, D, E, dan K.
Sumber lemak: kacang tanah, minyak kelapa (nabati) dan minyak ikan, daging, susu (hewani).
Fungsi lemak:
a. sebagai sumber energi setelah karbohidrat,
b. sebagai pelindung tubuh dari gangguan mekanik,
c. sebagai pelindung tubuh dari rasa dingin,
d. sebagai bantalan organ-organ penting,
e. pelarut vitamin A, D, E, dan K.
Sumber lemak: kacang tanah, minyak kelapa (nabati) dan minyak ikan, daging, susu (hewani).
4. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi
tidak dapat diganti. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan gangguan yang disebut
avitaminosis.
Fungsi vitamin:
a. berperan dalam pertumbuhan,
b. mengatur metabolisme tubuh,
c. berperan dalam kesehatan tubuh.
Macam vitamin:
a. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K)
b. Vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) Berikut penjelasan vitamin yang larut dalam lemak dan dalam air.
a. Vitamin A
Fungsi vitamin A:
1) menjaga kesehatan mata dan kulit,
2) mempengaruhi pertumbuhan tulang dan gigi.
Sumber vitamin A: Sayur dan buah yang berwarna kuning dan merah (mengandung betakaroten), susu, telur, dan daging.
Akibat kekurangan vitamin A: rabun senja, kulit kasar, dan kelelahan.
b. Vitamin B
Fungsi vitamin B:
1) mengatur metabolisme,
2) berperan dalam pembentukan antibodi,
3) memelihara sistem saraf,
4) memlihara sistem pencernaan dan nafsu makan,
5) memilihara kadar gula darah,
6) pembentukan aritrosit.
Macam vitamin B antara lain vitamin B1 atau tiamin/aneurin (kekurangan menyebabkan beri-beri), B2 atau riboflavin/Laktoflavin (kekurangan menyebabkan katarak dan keilosis), niasin (kekurangan menyebabkan gejala 3D= dermatitis, diare, dan demensia) B6 atau pridoksin (kekurangan menyebabkan sembelit), asam pantetonat (kekurangan menyebabkan dermatitis), kolin (kekurangan menyebabkan timbunan lemak pada hati), asam folat (kekurangan menyebabkan anemia dan kekurangan asam folat), B12 atau sianokobalamin (kekurangan menyebabkan anemia persisiosa).
Sumber vitamin B: kuning telur, ikan, susu, mentega, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan daging.
Akibat kekurangan vitamin B: beri-beri, anemia, diare, dermatitis, nafsu makan menurun, dan insomnia (sulit tidur).
c. Vitamin C
Fungsi vitamin C:
1) menjaga melekatnya gigi pada gusi,
2) membentuk serabut kolagen,
3) sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber vitamin C: buah-buahan, seperti jeruk, pepaya, semangka, nanas, stroberi, dan sayuran segar.
Akibat kekurangan vitamin C: terjadi pendarahan pada gusi dan skorbut (penyakit akibat kekurangan vitamin C).
d. Vitamin D
Fungsi vitamin D:
1) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
2) absorpsi fosfor dan kalsium.
Sumber vitamin D: susu, kuning telur, minyak ikan, dan ragi.
Akibat kekurangan vitamin D: rakitis.
e. Vitamin E
Fungsi vitamin E:
1) berperan dalam sistem reproduksi,
2) berperan dalam pembentukan eritrosit,
3) mencegah oksidasi lemak tak jenuh.
Sumber vitamin E: kecambah, susu, sayuran hijau, kuning telur, dan kacang-kacangan.
Akibat kekurangan vitamin E: kemandulan, eritrosit mudah pecah, terjadi penimbunan lemak.
f. Vitamin K
Vitamin K berperan dalam pembentukan darah dan pembentukan protrombin.
Sumber vitamin K: daging dan sayuran.
Akibat kekurangan vitamin K: darah sukar membeku jika terluka.
Fungsi vitamin:
a. berperan dalam pertumbuhan,
b. mengatur metabolisme tubuh,
c. berperan dalam kesehatan tubuh.
Macam vitamin:
a. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K)
b. Vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) Berikut penjelasan vitamin yang larut dalam lemak dan dalam air.
a. Vitamin A
Fungsi vitamin A:
1) menjaga kesehatan mata dan kulit,
2) mempengaruhi pertumbuhan tulang dan gigi.
Sumber vitamin A: Sayur dan buah yang berwarna kuning dan merah (mengandung betakaroten), susu, telur, dan daging.
Akibat kekurangan vitamin A: rabun senja, kulit kasar, dan kelelahan.
b. Vitamin B
Fungsi vitamin B:
1) mengatur metabolisme,
2) berperan dalam pembentukan antibodi,
3) memelihara sistem saraf,
4) memlihara sistem pencernaan dan nafsu makan,
5) memilihara kadar gula darah,
6) pembentukan aritrosit.
Macam vitamin B antara lain vitamin B1 atau tiamin/aneurin (kekurangan menyebabkan beri-beri), B2 atau riboflavin/Laktoflavin (kekurangan menyebabkan katarak dan keilosis), niasin (kekurangan menyebabkan gejala 3D= dermatitis, diare, dan demensia) B6 atau pridoksin (kekurangan menyebabkan sembelit), asam pantetonat (kekurangan menyebabkan dermatitis), kolin (kekurangan menyebabkan timbunan lemak pada hati), asam folat (kekurangan menyebabkan anemia dan kekurangan asam folat), B12 atau sianokobalamin (kekurangan menyebabkan anemia persisiosa).
Sumber vitamin B: kuning telur, ikan, susu, mentega, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan daging.
Akibat kekurangan vitamin B: beri-beri, anemia, diare, dermatitis, nafsu makan menurun, dan insomnia (sulit tidur).
c. Vitamin C
Fungsi vitamin C:
1) menjaga melekatnya gigi pada gusi,
2) membentuk serabut kolagen,
3) sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber vitamin C: buah-buahan, seperti jeruk, pepaya, semangka, nanas, stroberi, dan sayuran segar.
Akibat kekurangan vitamin C: terjadi pendarahan pada gusi dan skorbut (penyakit akibat kekurangan vitamin C).
d. Vitamin D
Fungsi vitamin D:
1) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
2) absorpsi fosfor dan kalsium.
Sumber vitamin D: susu, kuning telur, minyak ikan, dan ragi.
Akibat kekurangan vitamin D: rakitis.
e. Vitamin E
Fungsi vitamin E:
1) berperan dalam sistem reproduksi,
2) berperan dalam pembentukan eritrosit,
3) mencegah oksidasi lemak tak jenuh.
Sumber vitamin E: kecambah, susu, sayuran hijau, kuning telur, dan kacang-kacangan.
Akibat kekurangan vitamin E: kemandulan, eritrosit mudah pecah, terjadi penimbunan lemak.
f. Vitamin K
Vitamin K berperan dalam pembentukan darah dan pembentukan protrombin.
Sumber vitamin K: daging dan sayuran.
Akibat kekurangan vitamin K: darah sukar membeku jika terluka.
5. Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan
tidak disa digantikan.
Fungsi mineral sebagai zat pembangun dan sebagai zat pengatur.
Macam mineral:
a. Makro mineral, yaitu mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti C, H, O, N, S, P.
b. Mikro mineral, yaitu mineral mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikt, seperti Zn, Fe, Mg.
Fungsi mineral sebagai zat pembangun dan sebagai zat pengatur.
Macam mineral:
a. Makro mineral, yaitu mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti C, H, O, N, S, P.
b. Mikro mineral, yaitu mineral mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikt, seperti Zn, Fe, Mg.
6. Air
Fungsi air:
a. sebagai pelarut zat-zat yang ada di dalam tubuh,
b. menjaga kestabilan suhu tubuh,
c. membantu menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
a. sebagai pelarut zat-zat yang ada di dalam tubuh,
b. menjaga kestabilan suhu tubuh,
c. membantu menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
A.
Sistem
Organ Pencernaan Makanan Pada Manusia
Sistem
pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut
dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus
1.
Rongga Mulut
Mulut
merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi
alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada
Mulut terdapat :
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b..Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b..Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2. Esofagus(Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
3. Lambung adalah kelanjutan dari esophagus,
berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga
mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3
jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar,
dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
·
Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus
·
Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
·
Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari
air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
·
Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan
akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung
secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut
bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus
halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian
yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus
halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa
kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar
pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
·
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi
monosakarida
·
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah
menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
·
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas
mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
·
Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk
mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang
dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
·
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang
berasal dari lambung
·
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin
serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi
asam amino.
·
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
·
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
·
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
·
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
·
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan
gugus pospat
·
Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah
sampai menjadi kadar normal
·
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai
menjadi kadar normal
5. Usus Besar
(Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari
usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik.
Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,
dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
6. Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
B.
Gangguan pada Sistem Pencernaan
1. Apendikitis-Radang usus buntu.
2. Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
3. Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
4. Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
5 Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
6. Tukak Lambung/Maag-“Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
7. Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
1. Apendikitis-Radang usus buntu.
2. Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
3. Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
4. Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
5 Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
6. Tukak Lambung/Maag-“Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
7. Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
ü Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
ü Konstipasi
(Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
C.
Organ-Organ Pernapasan
Organ-organ sistem pernapasan
manusia meliputi:
1. Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung
termasuk alat pernapasan pada manusia paling luar, dan merupakan alat
pernapasan paling awal. Udara keluar masuk melalui rongga hidung. Rongga hidung
selalu lembap karena adanya selaput lendir. Di dalam rongga hidung juga
terdapat rambut-rambut pendek dan halus. Selaput lendir dan rambut-rambut halus
ini berfungsi menyaring debu dan kotoran yang masuk bersama udara, melekatkan
kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, dan mengenali
adanya bau. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung
terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae.
2. Tenggorokan (Faring)
Udara dari
rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan persimpangan antara 2 saluran,
yaitu rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan / nasofarings) pada
bagian depan dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan / orofarings) pada bagian
belakang. Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut pula
pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis) dan
epiglotis atau katup pangkal tenggorokan.
Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi laring sehingga makanan
tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan
membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.
Makan sambil
berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf
kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama
faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi
jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung
(resonansi) untuk suara percakapan.
3.
Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berbentuk seperti pipa
dengan panjang kurang lebih 10 cm dan terletak sebagian di leher dan sebagian
di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Di
paru-paru trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding tenggorokan terdiri
atas tiga lapisan berikut.
1.
Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.
2.
Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin
tulang rawan. Trakea tersusun atas 16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk
huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung dan menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
3.
Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium
bersilia yang menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu
dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme
tersebut didorong oleh gerakan silia menuju bagian belakang mulut. Akhirnya,
debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak
di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang
menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok
bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.
Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru
(alveolus).
4. Pangkal
Tenggorokan (Laring)
Laring merupakan suatu saluran yang
dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea,
didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis.
Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Bagian dalam dindingnya
digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang
mirip celah yang menghubungkan faring dengan trakea.
Laring diselaputi oleh membrane
mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat
untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah
menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disusun oleh
beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup
oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup
tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada
pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari
paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.
5. Cabang
Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus merupakan cabang batang
tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu
menuju paru-paru kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea,
hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang
lagi menjadi bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi
dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju
paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler
darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar
paru-paru.
Bronkus yang ke arah kiri lebih
panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang
mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding
bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal
daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan
bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
6.
Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil,
dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi
rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus. Ciri khas
bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada
bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel. Fungsi bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
kita hirup agar mencapai paru-paru.
7. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan
dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap
bronkiolus te rminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris
mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.
8. Alveolus
Bronkiolus
bermuara pada alveol (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil yang
diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan
erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel
epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara.
Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler
darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus. Adanya alveolus
memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam
pertukaran gas O2 dari
udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.
E.
Proses Pernapasan
Pernapasan
perut dalam sistem pernapasan manusia pada proses inspirasi dan ekspirasi akan
dijelaskan sebagai berikut:
Pernapasan
perut dalam sistem pernapasan manusia
Inspirasi:
Otot otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat sehingga otot
diafragma mendatar, dan mengakibatkan volume rongga dada membesar dan tekanan
udaranya mengecil menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam
paru-paru.
Ekspirasi:
Otot otot antar tulang rusuk mengendur dan tulang rusuk ujung ujungnya turun,
dan mengakibatkan volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya menjadi
besar. Hal ini menyebabkan udara di dalam paru paru dipompa ke luar tubuh.
Pernapasan dada dalam sistem
pernapasan manusia
Pernapasan
dada dalam sistem pernapasan pada manusia pada proses inspirasi dan ekspirasi
akan dijelaskan sebagai berikut:
Inspirasi :
Otot otot perut mengendur hingga otot diafragma posisinya mendatar, dan
akibatnya volume rongga dada membesar dan tekanan udaranya mengecil. Hal ini
menyebabkan terjadinya aliran udara luar masuk ke dalam paru-paru.
Ekspirasi:
Otot otot perut menekan kepada otot otot diafragma sehingga posisinya menonjol
ke atas, sehingga volume rongga mengecil dan tekanan udaranya menjadi membesar.
Hal ini menyebabkan udara di dalam paru paru dipompa keluar tubuh.
F. Gangguan pada Sistem Pernapasan
1. Emfisema,
merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan karena
pembuluh darahnya kemasukan udara.
2. Asma,
merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi,
seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
3. Kanker
paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan
dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah
kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan
kerusakan paru-paru.
4. Tuberkulosis
(TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan
sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal
tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
5. Bronkhitis,
merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya
adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang
tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
6. Influenza
(flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit
ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
E.
Kesimpulan
Beberapa fungsi
makanan bagi tubuh, diantaranya adalah :
· Menyusun sel dan jaringan tubuh
· Menyusun enzim, hormon, dan pigmen
· Dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit
· Meningkatkan serta menjaga kebugaran tubuh
· Sebagai sumber energi
v Organ pencernaan manusia yaitu: Mulut, lambung, usus
12 jari, usus halus, usus besar, usus.
v Organ pernafasan manusia yaitu: Hidung, faring,
trakea, laring, bronkus, bronkeoulus, paru-paru, alveoulus.
v Proses pernafasan manusia ada dua macam yaitu
pernafasan dada dan pernafasan perut yang mencakup inspirasi dan ekspirasi
v Penyakit sistem pencernaan misalnya maag, wasir,
disentri dll
v Penyakit sistem pernafasan misalnya asma, Tbc,
Bronkitis, influenza dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar