Selasa, 22 November 2016

JURNAL TELAAH BIOLOGI SMP



Jurnal Telaah Biologi SMP 15320031
Identitas
Nama                                     : Komang Wisnu Meindika
NPM                                       : 15320031
Prodi                                       : Pendidikan Biologi
Kelas                                      : Biologi A
Mata Kuliah                          : Telaah Biologi SMP
Materi                                     :
Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia
Dosen Pengampu               : Dr. Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan                            : Ketujuh

Pengantar
Assalamualaikum, wr wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,  Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada saya sampai saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal mata kuliah “Telaah Biologi SMP”.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-9 yang diampu oleh bapak Dr. Mufahroyin M.Ta dan bapak Agil Lepiyanto ,M.Pd.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan jurnal ini. Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi saya.

Wassalamualaikum wr.wb


Metro, Oktober 2016


Komang Wisnu M




Substansi Kajian
a.    Ginjal
b.    Kulit
c.    Paru-paru
d.    Hati
e.    Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

                   Review Pembelajaran
A.               Pengertian Sistem Eksresi
                   Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun bagi tubuh. Zat-zat ini, antara lain CO2, garam-garam dan senyawa nitrogen yang disebut urea. Sistem yang bertugas mengeluarkan zat-zat ini disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit.
                   Hewan juga mmiliki sistem ekskresi walaupun dengan alat ekskresi yang berbeda-beda. Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata, Di dalam tubuh semua jenis hewan terjadi berbagai proses metabolisme yang menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat ekskresi. Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Jenis vertebrata Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal dan paru-paru, kecuali kelompok ikan. Proses pengeluaran karbon dioksida dan uap air pada ikan terjadi melalui insang. Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata memiliki alat-alat pengeluaran dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata.



B.            Sistem Eksresi Pada Vertebrata
1.    Sistem Eksresi pada Aves
Alat-alat pengeluaran ayes (burung) terdiri atas ginjal, dan paru-panu. Ginjal burung berjumlah dua buah dan berwarna cokelat. Ginjal memiliki saluran ginjal yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin serta saluran pencernaan bermuara di kloaka. Burung tidak memiliki kelenjar keringat, tetapi memiliki kelenjar minyak di bagian tungging. Kelenjar ini menghasilkan minyak yang berfungsi melumasi bulu-bulunya agar tetap licin.
Zat sisa metabolisme burung umumnya berupa limbah nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalambentuk asam urat. Asam urat dikeluarkan dan kloaka dalam bentuk semisolid atau setengah padat bersama-sama dengan kotoran. Asam urat menyebabkan warna putih pada kotoran burung.
Paru-paru burung berfungsi sama dengan paru-paru pada hewan bertulang belakang yang lain. Pada proses pernapasan, paru-paru berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang nerupakan hasil oksidasi dalam tubuh burung.

2.    Sistem Ekskresi pada Reptilia
Alat-alat pengeluaran reptilia terdiri atas ginjal. paru-paru, dan kulit. Bentuk ginjal reptilia menyesuaikan bentuk tubuhnya. Misalnya, ginjal pada ular memanjang, sedangkan ginjal pada kura-kura lebih melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat pendek. Ular dan buaya tidak mempunyai kantong kemih, sedangkan kadal mempunyai kantong kemih tipis yang langsung bermuara di kloaka.
Reptilia yang hidup di daerah kering mengubah zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen dalam bentuk asam urat sebelum dikeluarkan dari tubuh. Asam urat dikeluarkan bersama-sama kotoran melalui kloaka, sedangkan aimya diserap kembali agar tubuh tidak kehilangan air terlalu banyak. Pada kotoran reptilia yang berwarna cokelat terdapat bercak-bercak asam urat berwarna putih. Beberapajenis reptilia, misalnya kura-kura, buaya, dan ular memiliki kelenjar di permukaan kulit yang mengeluarkan getah berbau untuk mengusir musuhnya.

 3.    Sistem Ekskresi pada Amfibi
Amfibi artinya dapat hidup di dua alam, yaitu darat dan air. Contoh hewan amfibi adalah katak. Alat ekskresi utama pada katak adalah ginjal. Ginjal katak memiliki saluran yang bermuara pada kloaka. Pada katak jantan, saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin, sedangkan pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah. Ginjal katak terutama berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan dalam tububnya. Kantong kemih yang menampung filtrat dan ginjal digunakan pula untuk mengatur air. Ketika katak berada dalam air, kantong kemihnya penuh berisi urine encer. Namun, ketika berada di darat, air dalam kantong kemih diserap kembali ‘untuk rnengganti kehilangan air akibat proses penguapan melalui kulit.
Kulit katak dapat mengeluarkan lendir berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembap atau basah. Permukaan kulit yang lembap akan meningkatkan pertukaran gas dalam proses pernapasan katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi katak yang lain adalah paru-paru. Paru-paru katak berbentuk dua buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
4.    Sistem Ekskresi pada Pisces
Alat-alat pengeluaran ikan terdiri atas 
  • Ginjal,
  • Insang
  • Kulit.
Ikan memiliki dua buah ginjal dengan bentuk memanjang. Pada ikan mas, saluran yang berasal dan ginj al bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin dan bermuara pada lubang yang sama, yaitu lubang urogenitalia di belakang anus.Sebagai alat pengeluaran, insang ikan berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang merupakan zat-zat sisa oksidasi dari dalam tubuh. Pada kulit ikan terdapat kelenjar lendir yang menghasilkan lendir berfungsi untuk melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang licin akan memudahkan ikan bergerak di dalam air dan menghindar dan pemangsa.


C.    Sistem Ekskresi pada Avertebrata
a.    Serangga
Salah satu contohnya serangga ialah belakang. Hewan ini memiliki alat pengualaran berupa buluh-buluh Malpighi. Bulu Malpighi terletak di dekat usus bagian belakang dan berwarna kekuning-kuningan. Fungsi buluh Malpighi adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang terdapat di dalam daerah untuk dikeluarkan melalui usus yang terletak dibelakang lambung. Belalang dan serangga lain menggunakan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen untuk membentuk kitin sebagai bahan kerangka luar. Kitin dapat mengeras apabila bersenyawa dengan zat kapur atau kalsium.
b.    Cacing
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia (tunggal: nefridium). Pada setiap segmen atau ruas tubuh terdapat sepasang nefridia halus yang dinamakan metanefridu, kecuali tiga segmen pertama dari arah depan dan segmen terakhir tubuhnya. Ujung dalam dan nefridia terbuka dan berbentuk corong bersilia yang disebut netrostoma. Bagian belakang nefrostoma berupa saluran berliku-liku dan banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Bagian belakang nefridium berhubungan dengan kantong kemih, selanjutnya bermuara pada lubang pengeluaran yang disebut nefridiofor.
Cacing pipih dan cacing pita mempunyai alat pengeluaran berupa sel api yang tersebar di antara sel-sel tubuh. Fungsi sel api adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang berlangsung dalam jaringan tubuh. Sel api memiliki rambut getar (silia) untuk menggerakkan zat-zat sisa ke dalam saluran pengumpul. Akhirnya, zat-zat sisa dibuang keluar melalui saluran yang bermuara pada permukaan tubuh.
c.    Protozoa
Protozoa artinya hewan dengan tubuh yang terdiri atas satu sel, contohnya Amoeba sp. dan Paramaecium sp. Kedua jenis hewan tersebut tidak memiliki sistem pengeluaran. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut dapat mengeluarkan zat-zat sisa hasil proses metabolisme sehingga zat-zat sisa tersebut tidak menumpuk dan meracuni tubuh.Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme berlangsung secara difusi melalui permukaan sel. Apabila sel tubuh kelebihan air, vakuola kontraktil (rongga berdenyut) akan memompa air yang berlebihan keluar dari sel





D.  Sistem Eksresi Pada Manusia

A.   Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, seperti urea, dan ammonia. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, seperti vitamin C yang terlalu banyak dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler, dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Struktur Ginjal
1)    Kulit ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal banyak terdapat badan malpighi yang berjumlah ± 1 juta. Badan malpighi terdiri atas glomerulus.
2)    Sumsum ginjal (medula)
Sumsum ginjal berupa badan-badan yang berbentuk kerucut dan banyak mengandung saluran yang mengumpulkan urine yang disebut tubulus kontortus.
3) Rongga ginjal (pelvis renalis)
Di rongga ini bermuara saluran pengumpul. Dari rongga tersebut, urine keluar dari saluran ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih). Dari kandung kemih, urine keluar tubuh melalui saluran uretra.
Ginjal menyaring darah sebanyak 1.500 liter per hari, sehingga ada beberapa zat yang harus dibuang melalui alat pengeluaran. Zat yang dibuuang oleh ginjal adalah Urea, amonia, dan air dibuang melalui ginjal berupa urine. Urine yang dihasilkan dalam waktu satu hari lebih kurang 1,5 liter.
Proses Pembentukan Urine
1. Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman.
2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle.  Penyerapan kembali dari urine primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder  (filtrat tubulus). Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.
3. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, proses pembentukan urine diakhiri dengan mengalirnya urine sesungguhnya melalui ureter untuk menuju kandung kemih (vesika urinaria). Apabila kandung kemih telah penuh dan cukup mengandung urine, ia akan tertekan sehingga akan menghasilkan rasa ingin buang air kecil pada tubuh. Urine kemudian dialirkan melalui saluran pembuangan yang disebut uretra.

B.   Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit berupa keringat. Keringat tersusun dari air dan garam-garam mineral terutama garam dapur (NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein.Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu  epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.


Struktur Kulit
Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.Lapisan Malpighi juga berfungsi sebagai pelindung dari bahaya sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebegai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu.
Hipodermis
Lapisan ini terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi Kulit
·         Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
·         Sebagai alat peraba.
·         Sebagai pelindung organ dibawahnya.
·         Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
·         Pengatur dan penyeimbang suhu tubuh.
·         Tempat menimbun lemak.

C.   Paru-paru
Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat pernapasan. Selain itu paru-paru juga bertindak sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kedua zat ini harus dikeluarkan supaya tidak mengganggu fungsi tubuh. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada diafragma.Paru-paru termasuk organ pengeluaran karena udara pernapasan yang dikeluarkan mengandung karbondioksida dan air yang dihasilkan dari kegiatan sel. Keluarnya air bisa dilihat ketika kamu bernapas dalam udara dingin berupa kabut. Setiap hari tubuh melepaskan kurang lebih 350 ml air  dalam bentuk uap air melalui sistem pernapasan.
Karbondioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru-paru yang lembab. Pada manusia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui paru-paru berasal dari aktivitas metabolisme yang merupakan zat buangan dari respirasi. Asal dan jumlah air yang dikeluarkan dari paru-paru tidak begitu penting karena tubuh mengandung air yang jumlahnya relatif banyak.

D.   Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan beratnya sekitar 2 kg pada orang dewasa. Hati dapat dikatakan sebagai alat  sekresi dan ekskresi. Hati dikatakan alat ekskresi karena menghasilkan empedu. Oleh karena itu, hati sebagai alat sekresi. Hati dikatakan sebagai alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Intinya ialah hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi kedalam empedu dan urine. Di dalam hati, sel-sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu keluar bersama feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan urine manjadi berwarna kuning.
Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel hati berfungsi sebagai tempat perombakan sel-sel darah merah  dan menguraikan hameglobin sehingga menghasilkan zat warna empedu (bilirubin). Zat warna empedu ini dikeluarkan ke dalam urin dan feses. Hati juga berperan dalam pembentukan urea dari amonia, yang kemudian dikeluarkan lewat ginjal bersama urin.
Fungsi hati:
·         Membersihkan darah dari senyawa berbahaya, seperti racun, obat-obatan dan alkohol.
·         Menguraikan hemoglobin dan hormon-hormon di dalam tubuh, salah satunya adalah insulin.
·         Mengubah amonia menjadi urea yang dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.
·         Menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa saat kadar glukosa darah rendah.
·         Menyimpan asam folat, zat besi, dan beberapa vitamin; seperti vitamin A, B, D, dan K.
·         Memproduksi kolesterol dan trigliserida.
·         Memproduksi albumin yang berguna menjaga cairan dalam sistem sirkulasi tubuh.
·         Memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh untuk sintesis protein, termasuk zat-zat yang dibutuhkan untuk proses pembekuan darah.
·         Memproduksi cairan empedu yang bertugas membantu pencernaan makanan.

E.    Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
1. Penyakit pada ginjal
a.       Diabetes Melitus (kencing manis); Penyakit ini ditandai oleh adanya kandungan gula yang tinggi dalam darah dan zat-zat keton serta asam akibat kekurangan hormon insuli.
b.      Diabetes insipidus; merupakan penyakit yang ditandai sengan pengeluaran urine yang berlebihan karena kekurangan hormon antidiuretik (ADH).
c.       Batu Ginjal; penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garan kalsium, fosfat, atau asam urat urine di dalam rongga ginjal, salauran ginjal atau di dalam kandung kemih.
d.      gagal ginjal; suatu penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak mampu lagi berfungsi dan menyebabkan penimbunan limbah metabolisme di dalam darah.
e.       Albuminuria; adalah penyakit yang ditandai oleh adanya molekul albumin dan protein laindalam urine.
f.       Hematuria dan nefritis ; penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.

2.    Penyakit pada hati
a.       Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan sertamerusak sel-sel hati.
b.      Sirosis; penyakit hati kronis dan menyebabkan guratan pada hati sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

3.    Penyakit pada paru-paru
a.       TBC yaitusuatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberkulosis
b.      Asma atau sesak napas yaitu kelainan karena penyumbatan saluran pernapasan
c.       Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang salah satunya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
d.      Empisema, yaitu penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah dalam paru-paru terisi udara.

4.    Penyakit pada kulit
a.       Kanker kulit, yaitu penyakit yang disebabkan oleh sinar ultraviolet
b.      Psioriasisyaitu penyakit dengan gejala antara lain kulit kemerahan dan bersisik
c.       Skabies yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil
d.      Jerawat, yaitu gangguan umum yang bersifatkronis pada kelenjar minyak
e.       Eksim yaitu penyakit kulit yang disebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan dan bersisik.

Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Hewan juga mmiliki sistem ekskresi walaupun dengan alat ekskresi yang berbeda-beda. Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata. Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Jenis vertebrata Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal dan paru-paru ada juga yang melalui insang seperti ikan. Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata memiliki alat-alat pengeluaran dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata. Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi bermacam-macam seperti diabetes militus, jerawat, asma dan kanker kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar