Jurnal TelaahBiologi Smp
Sistem
Eskresi pada Manusian dan Hewan
Nama :Indah Kurnia Sari
Npm :15320030
Kelas :Biologi A
Prodi :Pendidikan Biologi
Mata Kuliah :Telaah Biologi Smp
Dosen Pengampu :Dr.Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto,
M.Pd
Pertemuan :5 (lima)
Kata Pengantar
Assalammualaikum wr,wb
Puji
syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidyahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas jurnal ini, untuk memenuhi mata kuliah telaah
biologi smp yang diampu oleh Dr.Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto, M.Pd.
Jurnal
ini berisi materi tentang sistim eskresi pada manusia yang telah diringkas
sehingga dpat mmpermudah dalam proses belajar. Penulis menyadari bahwa pada
penulisan jurnal ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
sngat dibutuhkan oleh penulis guna memperbaiki jurnal ini agar menjadi lebih
baik.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga jurnal belajar yang telah saya
susun ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat kepada pembaca.
Wassalamualaikum Wr,Wb.
Substansi Kajian
1.Definisi
sistem ekskresi
2.Alat
ekskresi pada manusia
3.Gangguan
sistem ekskresi pada manusia
4.Sistem
ekskresi pada hewan
Review
Pembelajaran
A.DEFINISI SISTEM EKSKRESI
Ekskresi
adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat
gas. Zat sisa itu berupa urine, keringat, empedu dan CO2. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu dan
meracuni tubuh.
B. ALAT EKSKRESI
MANUSIA
1. GINJAL
Ginjal (ren) manusia
berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan
ruas-ruas tulang belakang
bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
'I'ubulus kontortus terdiri atas:
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kontortus
kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal
terdapat gelung/ lengkung Henle. Pars ascenden (naik) dan pars descenden
(turun).
Penamaan beberapa
bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula
Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang
merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula
tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli
anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal
tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi
berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan
alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya
mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
FUNGSI GINJAL
Menyaring dan
membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
Mengeksresikan
zat yang jumlahnya berlebihan
Reabsorbsi
(penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus
ginjal
Menjaga
keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
Menghasilkan
zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di
sumsum tulang
PROSES PEMBENTUKAN
URINE
Ginjal berperan dalam proses pembentukan
urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan
kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan
(filtrasi)
Proses pembentukan
urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus.
Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga
terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar
protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti
glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di
glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino,
glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali
(reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih
diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus
proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat
sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka
tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak
akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat
sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.Dari
tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju
kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi
urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air
kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui
uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
2. HATI
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari
pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus.
Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh
darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati
juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut
histiosit. Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan
jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam
empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu
terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap
histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati :
Menyimpan
kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
Merombak
kelebihan asam amino
Menawarkan
racun
Membentuk
protombin dan fibrinogen
Membentuk
albumin dan globulin
Mengubah
provitamin A menjadi vitamin A
Tempat
pembentukan urea
Menghasilkan
empedu
Tempat
pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
3. KULIT
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus
oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng
pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang
paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu
epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan
hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum
korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu
mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel
yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas
sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar. Stratum
korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas. Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tandukStratum
granulosum, mengandung pigmen Stratum germonativum, selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis.
Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf.
Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar
keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam.
terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat
akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak
yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus
karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut,akar rambut ,pembuluh darah
,syaraf ,kelenjar minyak (glandula sebasea),kelenjar keringat (glandula
sudorifera).Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi
tubuh dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis.
Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
FUNGSI KULIT
Fungsi kulit
antara lain sebagai berikut:
mengeluarkan
keringat
pelindung tubuh
menyimpan
kelebihan lemak
mengatur suhu
tubuh, dan
tempat
pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet
Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu
udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar.
Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena
pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah
penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama
larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar
keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting
untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
4. PARU-PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada
manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru diselaputi oleh
selaput pleura.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
FUNGSI PARU-PARU
Paru-paru merupakan organ yang sangat
vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat
hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen,
sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh
yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
C.GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA
-Macam-macam penyakit pada organ ginjal :
1 Albuminuria
Tanda: urine banyak mengandung
albumin
Penyebab : kekurangan protein, penyakit ginjal dan hati
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari
darah
2 Hematuria
Tanda: urine mengandung
darah
Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung kemih
3 Nefrolitiasis (batu ginjal)
Tanda: urine sulit
keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan
infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah
4 Nefritis
Tanda: radang ginjal
bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
5 Gagal ginjal
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
6 Diabetes Insipidus
Tanda : meningkatnya jumlah urine (20 – 30 kali lipat)
Penyebab : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
7 Diabetes Melitus
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa dilakukan
diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa darah .
8. Kencing Batu
Tanda: sulit buang
urine
Penyebab: pengendapan zat kapur dalam ginjal
9. Gangren
Tanda: kematian
jaringan lunak pada kaki atau tangan diawali dengan kebiruan pada kulit dan terasa
dingin jika disentuh, kemudian menghitam dan berbau busuk
Penyebab: gangguan pengaliran darah kejaringan tersebut. Sering terjadi pada
penderita diabetes melitus dan aterosklerosis
Akibat: bila tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, bagian terkena
gangren harus diamputasi.
-Penyakit yang terdapat pada hati :
1. Hepatitis
Tanda : perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning, urine menjadi
kecoklatan seperti air teh
Penyebab : virus
Akibat : hati meradang dan kerja hati terganggu
Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung atau
penggunaan barang bersama-sama dengan penderita hepatitis, gunakan jarum suntik
untuk sekali pakai.
2. Sirosis Hati
Tanda: timbulnya
jaringan parut dan kerusakan sel-sel pada hati
Penyebab: minuman alkohol, keracunan obat, infeksi bakteri, komplikasi hati
Akibat: gangguan kesadaran, koma, kematian
Pengobatan : sesuai penyebabnya, pemulihan fungsi hati dan transplantasi hati
-Penyakit yang terdapat pada kulit :
Panu, Kudas, Kurap, Bisulan, Komedo
-Penyakit yg terdapat pada paru-paru :
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan
yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan
oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan
paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu
banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi.
Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh
darahnya terisi udara.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis
dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme,
dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.Zat sisa
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain,
CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih
dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga
H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil
pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh
karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang
kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil
perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna
memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda
dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang
berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata
memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara
invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa
saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari
struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem
ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium
yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan
ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang
dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang
gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke
dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air
ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran
bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan
tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
.Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih
.Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk
dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dar sel ke sistem pencernaan dan
diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel
ke air.
2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ
nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota
anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium,
kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
Bagian akhir dari saluran yang
berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan
bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang
kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke
nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah
panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan
ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu
menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit
air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.Metanefridium berlaku
seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang
berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah
mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan
zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di
dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya
di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah
pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada
vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih
kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping
pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti
paru-paru pada vertebrata.Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus
memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah
menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk
kristal yang tidak larut. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan
usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak
lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen
diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali
biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke
usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat
diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata
Hewan vertebrata adalah hewan bertulang
belakang, contohnya ikan dan aves.
Sistem Ekskresi pada pisces / ikan
Sistem eksresi ikan seperti juga pada
vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar
air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil
dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
- Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
- Kulit ; kelenjar kulitnya
mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
- Sepasang ginjal (sebagian
besar) yang mengeluarkan urine.
Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu:
Ø Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
Ø Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan tubuh
terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya
konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga
keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal
berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya
akan dikeluarkan lewat korpus renalis.Tubulus yang bergulung berperan penting
dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron,
termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah.Korpus
renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan
tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan
tubuh tidak terlalu encer).Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air
laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak,
seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis
ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan
dari bagian akhir duktus ekskretori
Sistem ekskresi pada aves
alat eksresi pada aves : ginjal, paru-paru,
kulit
hasil : urine
kandungan :asam urat, garam
hasil : urine
kandungan :asam urat, garam
E. Kesimpulan
Ekskresi adalah proses
pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi.
1. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan.Metabolisme menghasilkan zat
yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme.
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan tetapi,
sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu,
hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
Alat ekskresi yang utama pada
vertebrata adalah ginjal (ren).
2. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuhman usia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya Ginjal merupakan alat tubuh yang
mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen.Banyak sedikitnya urin seseorang yang
dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume
larutan dan emosi. Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain
karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal,
atau pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis,
batuginjal, albuminuria, glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus,
diabetes insipidus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar